Gelombang Tinggi Terjang Kebumen, 5 Perahu Nelayan Masih Hilang di Perairan Selatan

  • Whatsapp
perahu nelayan kebumen
Tim SAR mengevakuasi perahu nelayan di perairan Kebumen. (BPBD Kebumen)

BacaJogja – Cuaca ekstrem kembali menerjang perairan selatan Kebumen. Sejak Senin (28/7/2025), gelombang tinggi disertai angin kencang menghantam kawasan TPI Pasir, Kecamatan Ayah, menyebabkan 15 perahu nelayan mengalami kerusakan parah. Hingga Kamis (31/7/2025), lima perahu masih dinyatakan hilang.

Menurut Humas BPBD Kebumen, Heri Purwoto, gelombang mulai terpantau naik sejak Selasa (29/7/2025) pukul 17.00 WIB. “Gelombang tinggi membuat kapal sulit mendarat. Beberapa anak buah kapal terpaksa meninggalkan perahu demi keselamatan,” ujar Heri, Rabu (30/7/2025).

Read More

Tim gabungan yang terdiri dari nelayan, relawan SAR Lawet Perkasa, dan warga sekitar bergerak cepat melakukan evakuasi menggunakan perahu lain. “Syukur tidak ada korban jiwa,” tambah Heri.

Baca Juga: BMKG: Gelombang Laut Selatan Yogyakarta Capai 4 Meter hingga 3 Agustus, Warga Pesisir Diminta Waspada

Total kerugian ditaksir mencapai Rp630 juta, dengan rata-rata kerugian Rp45 juta per perahu termasuk alat tangkap yang turut rusak.

Hingga Kamis (31/7/2025), delapan perahu berhasil dievakuasi, dua di antaranya ditemukan di Pantai Pecaron, Kecamatan Ayah. Beberapa dalam kondisi utuh, namun sebagian besar mengalami kerusakan akibat benturan dengan karang atau perahu lainnya.

Bupati Kebumen, Lilis Nuryani, meninjau langsung lokasi kejadian dan menyampaikan keprihatinannya atas musibah yang dialami para nelayan. “Kami berharap lima kapal yang belum ditemukan dapat segera dievakuasi,” kata Lilis.

Baca Juga: Mataram Culture Fest 2025 Siap Guncang Bantul, Ini Jadwal dan Artis yang Tampil

Sebagai bentuk kepedulian, Pemkab Kebumen turut menyalurkan bantuan sembako bagi para nelayan terdampak.

BPBD Kebumen mengimbau seluruh nelayan untuk sementara waktu tidak melaut hingga kondisi cuaca dinyatakan aman. Operasi pencarian dan evakuasi perahu yang hilang masih terus dilanjutkan tim gabungan.

Peristiwa ini menjadi pengingat pentingnya kewaspadaan terhadap cuaca ekstrem di perairan selatan Jawa, khususnya pada puncak musim angin timuran seperti sekarang. []

Related posts