BacaJogja – Saparan Bekakak Ambarketawang kembali hadir sebagai perayaan budaya yang menyatukan tradisi sakral dan kesenian rakyat. Diselenggarakan pada 7–8 Agustus 2025 di Kalurahan Ambarketawang, Gamping, Sleman, agenda tahunan ini menjadi salah satu event budaya yang paling dinanti di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Prosesi Sakral Dimulai dari Tirto Donojati
Rangkaian acara dimulai pada Kamis, 7 Agustus 2025 pukul 17.00 WIB, dengan prosesi pengambilan air suci dari Tirto Donojati, sumber air bersejarah yang terletak di Petilasan Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat atau Pesanggrahan Ambarketawang.
Air suci ini kemudian dikirab bersama bekakak—boneka persembahan dari tepung beras berbentuk pasangan laki-laki dan perempuan—menuju Balai Kalurahan Ambarketawang untuk prosesi penyerahan.
Setelah prosesi penyerahan, warga dan tokoh masyarakat mengikuti kenduri (kembul bujono) sebagai bentuk syukur dan doa bersama. Malam harinya, panggung budaya disemarakkan dengan Pentas Macapat dan Pagelaran Wayang Kulit lakon Wahyu Katentreman oleh Ki Budi Santoso di Lapangan Ambarketawang.
Keesokan harinya, Jumat (8/8/2025), suasana semakin meriah dengan Pentas Karawitan, Upacara Adat Saparan Bekakak, dan puncaknya Kirab Budaya yang diikuti 24 kelompok dari berbagai padukuhan, sekolah, dan komunitas seni di Sleman dan sekitarnya.
Rute kirab dimulai dari Balai Kalurahan Ambarketawang, berlanjut ke selatan hingga Jalan Kaliurang, kemudian melintasi Ringroad Barat, dan berakhir di Lapangan Ambarketawang. Selama perjalanan, peserta membawa gunungan, bergodo, jathilan, reog, hingga kesenian kontemporer seperti gunungan digital.
Baca Juga: CIMB Niaga Borong 5 Penghargaan di Asian Banking & Finance Awards 2025
Peserta Kirab: Paduan Tradisi dan Inovasi
Berikut daftar kelompok peserta kirab (sebagian besar mewakili padukuhan atau komunitas lokal):
-
Masyarakat Ambarketawang
-
Masyarakat Padukuhan Pandega
-
Bergodo Sropong Wonosobo
-
Bergodo Bekakak Kulit
-
Bergodo Wisata
-
Jathilan SMPK
-
Bergodo Ambarketawang
-
Ambegan Bagasari dan Padmasari
-
Andini Putri Kalurahan
-
Jathilan SD Budi Mulia
-
Jathilan Padukuhan Blunyahrejo
-
Kesatuan Anak Sholeh
-
Bergodo Tembi
-
Reog Singo Mudho
-
Gunungan Gamel Enyah
-
Gunungan Pasar Cendekia
-
Kesatuan SDN Wirokerten
-
Gunungan Bekakak Digital
-
Kesenian Jepit Dawet
-
Kesenian Kuda Lumping
-
Kesenian Angklung Welas Asih
-
Kesenian Angklung Welas Asih (grup 2)
-
Kesenian Joged Tradisional
-
Kesatuan Qiqi—anak SD Negeri
Baca Juga: Teka-teki Mayat di Pantai Krakal: Polisi Tunggu Hasil DNA, Diduga Azka yang Hilang di Watu Togok
Imbauan Panitia: Tertib, Bersih, dan Aman
Panitia Saparan Bekakak mengimbau pengunjung untuk:
- Menjaga barang bawaan pribadi
- Tidak membuang sampah sembarangan
- Mengawasi anak-anak selama acara
- Menjaga ketertiban dan menghormati jalannya upacara
- Tidak melakukan tindakan kriminal, karena akan diproses sesuai hukum yang berlaku
Saparan Bekakak bukan hanya sekadar tontonan, tetapi juga simbol syukur dan pengingat akan keseimbangan antara manusia dan alam. Dengan pelestarian yang berkelanjutan, tradisi ini menjadi ruang bersama untuk belajar, merayakan, dan menjaga jati diri budaya Yogyakarta. []