24 Peserta Kirab Meriahkan Tradisi Sakral Saparan Bekakak di Gamping Sleman

  • Whatsapp
pengantin bekakak
Tradisi Saparan Bekakak di Ambarketawang, Gamping, Sleman. (Ist)

BacaJogja – Saparan Bekakak Ambarketawang kembali hadir sebagai perayaan budaya yang menyatukan tradisi sakral dan kesenian rakyat. Diselenggarakan pada 7–8 Agustus 2025 di Kalurahan Ambarketawang, Gamping, Sleman, agenda tahunan ini menjadi salah satu event budaya yang paling dinanti di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Prosesi Sakral Dimulai dari Tirto Donojati

Rangkaian acara dimulai pada Kamis, 7 Agustus 2025 pukul 17.00 WIB, dengan prosesi pengambilan air suci dari Tirto Donojati, sumber air bersejarah yang terletak di Petilasan Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat atau Pesanggrahan Ambarketawang.

Read More

Air suci ini kemudian dikirab bersama bekakak—boneka persembahan dari tepung beras berbentuk pasangan laki-laki dan perempuan—menuju Balai Kalurahan Ambarketawang untuk prosesi penyerahan.

Baca Juga: KAI Wisata Ganti Kereta Panoramic Jadi Priority di Rute Papandayan, Pangandaran, dan Parahyangan Mulai Agustus 2025

Setelah prosesi penyerahan, warga dan tokoh masyarakat mengikuti kenduri (kembul bujono) sebagai bentuk syukur dan doa bersama. Malam harinya, panggung budaya disemarakkan dengan Pentas Macapat dan Pagelaran Wayang Kulit lakon Wahyu Katentreman oleh Ki Budi Santoso di Lapangan Ambarketawang.

Keesokan harinya, Jumat (8/8/2025), suasana semakin meriah dengan Pentas Karawitan, Upacara Adat Saparan Bekakak, dan puncaknya Kirab Budaya yang diikuti 24 kelompok dari berbagai padukuhan, sekolah, dan komunitas seni di Sleman dan sekitarnya.

Rute kirab dimulai dari Balai Kalurahan Ambarketawang, berlanjut ke selatan hingga Jalan Kaliurang, kemudian melintasi Ringroad Barat, dan berakhir di Lapangan Ambarketawang. Selama perjalanan, peserta membawa gunungan, bergodo, jathilan, reog, hingga kesenian kontemporer seperti gunungan digital.

Baca Juga: CIMB Niaga Borong 5 Penghargaan di Asian Banking & Finance Awards 2025

Peserta Kirab: Paduan Tradisi dan Inovasi

Berikut daftar kelompok peserta kirab (sebagian besar mewakili padukuhan atau komunitas lokal):

  1. Masyarakat Ambarketawang

  2. Masyarakat Padukuhan Pandega

  3. Bergodo Sropong Wonosobo

  4. Bergodo Bekakak Kulit

  5. Bergodo Wisata

  6. Jathilan SMPK

  7. Bergodo Ambarketawang

  8. Ambegan Bagasari dan Padmasari

  9. Andini Putri Kalurahan

  10. Jathilan SD Budi Mulia

  11. Jathilan Padukuhan Blunyahrejo

  12. Kesatuan Anak Sholeh

  13. Bergodo Tembi

  14. Reog Singo Mudho

  15. Gunungan Gamel Enyah

  16. Gunungan Pasar Cendekia

  17. Kesatuan SDN Wirokerten

  18. Gunungan Bekakak Digital

  19. Kesenian Jepit Dawet

  20. Kesenian Kuda Lumping

  21. Kesenian Angklung Welas Asih

  22. Kesenian Angklung Welas Asih (grup 2)

  23. Kesenian Joged Tradisional

  24. Kesatuan Qiqi—anak SD Negeri

Baca Juga: Teka-teki Mayat di Pantai Krakal: Polisi Tunggu Hasil DNA, Diduga Azka yang Hilang di Watu Togok

Imbauan Panitia: Tertib, Bersih, dan Aman

Panitia Saparan Bekakak mengimbau pengunjung untuk:

  • Menjaga barang bawaan pribadi
  • Tidak membuang sampah sembarangan
  • Mengawasi anak-anak selama acara
  • Menjaga ketertiban dan menghormati jalannya upacara
  • Tidak melakukan tindakan kriminal, karena akan diproses sesuai hukum yang berlaku

Saparan Bekakak bukan hanya sekadar tontonan, tetapi juga simbol syukur dan pengingat akan keseimbangan antara manusia dan alam. Dengan pelestarian yang berkelanjutan, tradisi ini menjadi ruang bersama untuk belajar, merayakan, dan menjaga jati diri budaya Yogyakarta. []

Related posts