Fenomena Cahaya Terang dan Dentuman Guncang Langit Cirebon, BRIN Pastikan Meteor Jatuh di Laut Jawa

  • Whatsapp

BacaJogja  – Fenomena cahaya terang disertai suara dentuman keras yang terlihat di langit Losari, Cirebon, hingga sebagian wilayah Kuningan, Minggu (5/10/2025) sore, menghebohkan warga. Peristiwa yang terjadi sekitar pukul 18.30 WIB itu viral di media sosial setelah beberapa warga mengunggah rekaman video cahaya yang meluncur di langit barat daya.

Profesor Riset Astronomi dan Astrofisika BRIN, Thomas Djamaluddin, dalam keterangan tertulis di akun Instagram pribadinya, @tdjamaluddin, memastikan bahwa fenomena tersebut merupakan meteor berukuran cukup besar yang melintas di langit Cirebon–Kuningan sebelum akhirnya jatuh di Laut Jawa.

Read More

Baca Juga: Duka di Bantul: Kisah Pilu Pelajar 14 Tahun yang Ditemukan Meninggal oleh Sang Kakek

“Ada suara dentuman di wilayah Kuningan dan Kabupaten Cirebon sekitar pukul 18.30. Data BMKG Cirebon menunjukkan adanya getaran pada pukul 18:39:12 WIB dengan azimut 221. Selain itu, terdapat rekaman CCTV yang memperlihatkan objek seperti meteor pada pukul 18:35,” tulis Thomas dalam unggahannya.

Ia menjelaskan, meteor tersebut melintas dari arah barat daya sekitar pukul 18.35 hingga 18.39 WIB. Saat memasuki lapisan atmosfer rendah, benda langit itu menimbulkan gelombang kejut yang terdengar sebagai suara dentuman dan terekam oleh sensor BMKG.

“Saya menyimpulkan itu meteor cukup besar yang melintas di wilayah Kuningan–Cirebon. Ketika memasuki atmosfer rendah, muncul gelombang kejut yang menyebabkan suara dentuman. Berdasarkan arah lintasan, kemungkinan meteor jatuh di Laut Jawa,” jelas Thomas.

Baca Juga: Dari Kuas untuk Keindahan Kota: Lomba Mural Pelajar Tumbuhkan Rasa Peduli dan Cinta Yogyakarta

Sementara itu, Prakirawan BMKG Stasiun Klimatologi Kertajati, Dyan Anggraini, mengatakan pihaknya masih mengumpulkan data terkait fenomena tersebut. Berdasarkan pemantauan, kondisi cuaca di wilayah Cirebon saat kejadian terpantau cerah berawan, sehingga kecil kemungkinan dentuman berasal dari aktivitas petir.

“Untuk saat ini kami masih mengumpulkan data dan informasi terkait kejadian tersebut. Dari sisi meteorologi belum bisa disimpulkan penyebabnya. Namun kondisi cuaca cerah berawan, sehingga kecil kemungkinan dentuman berasal dari awan konvektif atau sambaran petir,” ujarnya dalam keterangan tertulis.

Baca Juga: Tangis si Mungil di Pinggir Jalan: Kisah Penemuan Bayi yang Menggetarkan Gunungkidul

Dyan menambahkan, BMKG tidak memiliki alat untuk mendeteksi pergerakan meteor sehingga penjelasan lebih lanjut menjadi kewenangan BRIN.

“Jika terkait dengan fenomena meteor atau benda langit lainnya, perlu dikonfirmasi ke BRIN yang membidangi antariksa,” tambahnya.

Fenomena langka ini sempat membuat warga di sejumlah wilayah Cirebon dan Kuningan keluar rumah untuk mencari sumber suara. Hingga kini, BRIN dan BMKG masih melakukan penelusuran lanjutan untuk memastikan lintasan dan titik jatuh meteor secara akurat. []

Related posts