BacaJogja – Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X mengajak seluruh kabupaten dan kota di DIY untuk bersinergi dalam menentukan arah kebijakan pengelolaan sampah serta pengembangan proyek Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL).
Ajakan tersebut disampaikan Sri Sultan saat meninjau tiga lokasi pengolahan sampah di DIY, Selasa (21/10/2025), sebagai bahan pertimbangan bersama dalam pelaksanaan program PSEL yang digagas oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Kunjungan ini menjadi bagian dari langkah koordinasi antara Pemda DIY dan pemerintah kabupaten/kota se-DIY untuk memastikan kesiapan daerah dalam mendukung proyek nasional tersebut. Sri Sultan meninjau tiga lokasi pengelolaan sampah, yaitu TPS3R Nitikan 2 di Kota Yogyakarta, ITF Bawuran di Kabupaten Bantul, dan TPST Tamanmartani di Kabupaten Sleman.
Baca Juga: Akademi Wirausaha Muda Bantul 2025: Dari Muda Jadi Pengusaha Tangguh dan Mandiri
Turut mendampingi Sri Sultan dalam kegiatan tersebut, antara lain Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo, Bupati Sleman Harda Kiswaya, Bupati Bantul Abdul Halim Muslih, Bupati Gunungkidul Endah Subekti, dan Bupati Kulon Progo Agung Setyawan. Kunjungan ini dimaksudkan untuk melihat langsung sistem pengolahan yang telah berjalan sekaligus meninjau potensi pengembangan teknologi baru yang lebih ramah lingkungan.
“Kami berembug bersama bupati dan wali kota untuk menyamakan visi. Sampah ini harus dilihat sebagai peluang investasi. Sekarang kami sedang mempertimbangkan apakah akan mengelola sendiri atau menyerahkan ke pemerintah pusat untuk ditangani,” ujar Sri Sultan.
Sri Sultan menegaskan, meskipun program PSEL nantinya dibiayai oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah tetap memiliki tanggung jawab besar dalam penyediaan sarana pendukung seperti armada pengangkut sampah dan infrastruktur lainnya. Ia menjelaskan, agar proyek ini berjalan optimal, dibutuhkan pasokan minimal 1.000 ton sampah per hari.
“Meskipun nantinya dikelola pusat, Pemda DIY tetap bertanggung jawab menyiapkan fasilitas pendukung, termasuk truk pengangkut. Prinsipnya, kami ingin keputusan diambil dengan jelas agar tidak salah langkah,” imbuhnya.
Baca Juga: Arcadia Klitren: Ruang Hidup Baru untuk Wisata, Olahraga, dan UMKM Yogyakarta
Dalam kesempatan tersebut, Sri Sultan juga menekankan pentingnya kesamaan langkah antarkabupaten/kota di DIY agar kebijakan pengelolaan sampah tidak berjalan sendiri-sendiri.
“Saya tidak mau kabupaten dan kota berjalan sendiri-sendiri. Semua harus satu pikiran dan satu langkah. Saya siap membantu agar keputusan ini diambil bersama, karena tanggung jawab menyelesaikan masalah sampah ini milik kita bersama,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) DIY Kusno Wibowo menjelaskan bahwa sebelum kunjungan lapangan, Gubernur terlebih dahulu menggelar rapat koordinasi dengan bupati dan wali kota se-DIY. Hasil rapat menunjukkan adanya komitmen dan dukungan penuh dari seluruh kepala daerah terhadap pengembangan proyek PSEL di DIY.
“Sri Sultan ingin mengetahui langsung pengolahan sampah yang selama ini sudah dijalankan kabupaten dan kota. Beliau juga memberikan arahan agar kinerja setiap TPS dapat ditingkatkan, baik dari sisi SDM maupun kapasitas peralatan,” ujar Kusno.
Baca Juga: Keracunan MBG di SMAN 1 Yogyakarta: SPPG Wajib Laporan Rutin dan Sertifikasi Ketat
Lebih lanjut, Kusno menuturkan, lokasi pembangunan PSEL akan memanfaatkan lahan eks KPBU seluas 5,7 hektare di kawasan Piyungan, Sleman, yang merupakan aset milik Pemda DIY. Proyek ini diperkirakan membutuhkan waktu pembangunan sekitar 18 bulan dan ditargetkan dapat beroperasi pada pertengahan atau akhir tahun 2027.
“Selama masa pembangunan, seluruh TPS di kabupaten dan kota tetap beroperasi. Kami juga akan mengevaluasi TPS mana yang dapat dilanjutkan dan mana yang perlu penyesuaian, terutama yang sering terkendala masalah sosial seperti bau,” tambahnya.
Sri Sultan berharap, melalui sinergi dan koordinasi yang kuat antar kabupaten dan kota, proyek PSEL dapat berjalan lancar dan memberikan manfaat besar bagi masyarakat DIY.
“Kalau DIY bersih, pariwisata akan berkembang dan ekonomi daerah ikut menggeliat. Melalui PSEL ini, kita ingin tidak hanya mengurangi timbunan sampah, tetapi juga menciptakan energi ramah lingkungan dan nilai ekonomi baru bagi masyarakat,” pungkasnya. []