Naik Commuter, Jelajahi Jogja dan Solo Lebih Mudah
BacaJogja – Akhir pekan kini makin ramai dengan para penumpang Commuter Line Yogyakarta–Palur. Transportasi berbasis rel ini bukan cuma efisien dan ramah lingkungan, tapi juga membuka pintu lebar bagi wisatawan menjelajahi kota-kota budaya di Jawa Tengah.
Data KAI Commuter menunjukkan, rata-rata 34.686 orang menggunakan Commuter Line setiap akhir pekan. Angka ini naik lebih dari 10 ribu pengguna dibanding hari kerja yang rata-rata 24.141 orang per hari.
“Pertumbuhan ini sejalan dengan meningkatnya pariwisata di Yogyakarta dan Solo. Ada hubungan saling menguatkan antara mobilitas masyarakat dan geliat wisata,” ujar Karina Amanda, VP Corporate Secretary KAI Commuter.
Baca Juga: Sri Sultan Dukung KPK Gelar Hari Anti Korupsi Sedunia 2025 di Yogyakarta
Malioboro hingga Lawu, Semua Terhubung
Tak heran, stasiun-stasiun utama seperti Yogyakarta, Lempuyangan, Klaten, hingga Solo Balapan menjadi gerbang favorit para pelancong. Dari Malioboro, Pura Mangkunegaran, hingga Grojogan Sewu di Karanganyar—semuanya bisa dijangkau hanya dengan satu jalur Commuter Line.
Dengan akses yang mudah, wisatawan dari luar kota makin leluasa berkeliling tanpa repot. “Transportasi ini menciptakan ekosistem wisata yang efisien dan inklusif,” tambah Karina.
Dorong Budaya Cashless di Yogyakarta dan Jawa Tengah
Tak hanya soal mobilitas, KAI Commuter juga menjadi pelopor cashless society di kawasan ini. Semua transaksi tiket dilakukan secara nontunai, mulai dari Kartu Multi Trip (KMT), kartu uang elektronik bank, hingga kode QR yang populer di kalangan Gen Z.
Sepanjang 2025, lebih dari 2,67 juta pengguna memilih KMT, 1,53 juta menggunakan kartu bank, dan 2,4 juta pengguna memakai kode QR untuk transaksi tiket.
Baca Juga: Tumbuh 13,1 Persen, Lebih dari 6,6 Juta Penumpang Nikmati Layanan Commuter Line Yogyakarta–Palur
KMT bahkan bisa digunakan lintas layanan, seperti TransYogya dan Locker & Shower KAI Wisata di Stasiun Yogyakarta. Praktis dan efisien!
Dorong Ekonomi Lokal dan Peluang Baru
KAI Commuter juga memperkuat denyut ekonomi lokal. Jalur ini menghubungkan sentra-sentra usaha dan wisata, memberi peluang bagi UMKM, pelaku wisata, dan pekerja harian untuk berkembang lintas kota.
“Ke depan, kami akan terus berinovasi menghadirkan transportasi terintegrasi dan ramah lingkungan,” tutup Karina.
Kehadiran Commuter Line Yogyakarta–Palur kini bukan sekadar soal perjalanan cepat. Ia adalah urat nadi baru yang menghubungkan kota, menggerakkan ekonomi, dan membentuk budaya digital yang lebih maju.
Perjalanan jadi mudah, wisata makin hidup, dan transaksi semakin tanpa uang tunai — semua dalam satu jalur Commuter Line. []
 
									
 
													




