Sri Sultan Dukung Renovasi Gereja Tertua GPIB Marga Mulya, Siap Jadi Destinasi Wisata Religi Malioboro

  • Whatsapp
Gpib
Sri Sultan HB X mendukung renovasi Gereja GPIB Marga Mulya, gereja tertua di Yogyakarta yang ditetapkan sebagai cagar budaya provinsi dan calon ikon wisata religi. (Pemda DIY)

BacaJogja — Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X menyatakan dukungan penuh terhadap rencana renovasi Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB) Marga Mulya, gereja tertua di Yogyakarta yang berlokasi di Jalan Margo Mulyo No. 5, Ngupasan, Gondomanan. Bangunan peninggalan Belanda yang berada di kawasan Malioboro itu kini berstatus sebagai cagar budaya tingkat provinsi dan dinilai memiliki potensi besar menjadi destinasi wisata religi di koridor Sumbu Filosofi Yogyakarta.

Ketua Majelis Jemaat (KMJ) GPIB Marga Mulya, Pdt. Jimmy Marcos Immanuel Sormin, menyampaikan hal tersebut usai bersilaturahmi dengan Sri Sultan di Gedhong Wilis, Kepatihan Yogyakarta, Kamis (13/11/2025). Dalam pertemuan tersebut, pihak gereja secara resmi meminta dukungan Pemda DIY untuk renovasi bangunan berusia ratusan tahun yang saat ini kondisinya mulai rapuh.

Read More

Pdt. Jimmy menjelaskan bahwa dukungan Sri Sultan semakin kuat setelah terbitnya SK Gubernur DIY Nomor 279 Tahun 2025 tentang Penetapan GPIB Marga Mulya sebagai Bangunan Cagar Budaya Peringkat Provinsi. “Ini menjadi dasar kuat bagi kami untuk mengajukan bantuan dari Dana Keistimewaan,” ujarnya.

Sebelumnya, status cagar budaya gereja ini hanya berada pada tingkat kota dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Dengan peningkatan status menjadi cagar budaya provinsi, peluang pemeliharaan dan renovasi melalui dukungan Pemda DIY menjadi lebih besar.

Bangunan Tua Mulai Rapuh, Perlu Penyelamatan

Menurut Pdt. Jimmy, kondisi fisik gereja yang dibangun era kolonial tersebut sudah banyak yang lapuk dan berpotensi membahayakan. “Kami berharap renovasi ini tetap menjaga orisinalitas bangunan, arsitektur kuno, dan nilai sejarahnya,” katanya.

Selain masalah struktur bangunan, pihak gereja menghadapi persoalan aksesibilitas. Lokasinya di kawasan wisata Malioboro yang kerap macet dan marak parkir liar membuat jemaat kesulitan datang beribadah. “Banyak warga akhirnya beralih ibadah daring karena sulit mencari parkir,” tambahnya.

Harapan Penataan Kawasan Sumbu Filosofi

Meski begitu, Pdt. Jimmy optimistis penataan kawasan Sumbu Filosofi akan membawa perubahan positif. Pihaknya berharap area selatan gereja yang kini digunakan untuk parkir dan PKL dapat ditata menyerupai kawasan Titik Nol Kilometer.

“Jika dibuat taman, gereja ini akan semakin menarik sebagai wisata rohani dan sejarah,” ujarnya.

Ia menambahkan, GPIB Marga Mulya memiliki potensi besar menjadi ikon wisata religi seperti Gereja Blenduk di Semarang. Interior lama, kursi kayu antik, mimbar bersejarah, hingga sudut-sudut yang Instagramable menjadi daya tarik yang perlu diperkenalkan lebih luas.

Pemda DIY Siap Bentuk Tim Teknis

Pdt. Jimmy menyebut Pemda DIY akan menindaklanjuti permohonan renovasi dengan pembentukan tim gabungan. Tim ini akan bertugas melakukan asesmen teknis, menyusun rencana renovasi, hingga memonitor pelaksanaan pembangunan.

“Harapannya, kerja bersama ini dapat menjaga warisan budaya sekaligus mengembangkan wisata sejarah dan rohani di Yogyakarta,” pungkasnya. []

Related posts