Yogyakarta – Empat candi di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah disepakati untuk kepentingan peribadatan agama Hindu dan Buddha Indonesia dan dunia. Keempat candi ini yakni Prambanan, Borobudur, Mendut dan Pawon.
Penandatanganan nota kesepakatan yang melibatkan empat kementerian dan dua gubernur ini dilakukan secara daring pada Jumat, 11 Februari 2022. Mereka adalah Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X, Menteri BUMN Erick Thohir, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Wakil Menteri Kemenparekraf RI Angela Tanoesoedibjo.
Baca Juga: 18 Balai Ekonomi Desa Borobudur Magelang Tetap Buka Saat Natal dan Tahun Baru
Sri Sultan HB X mengatakan, nota kesepakatan ini ditandatangani atas dasar semangat Bhinneka Tunggal Ika. Kebheninekaan ini menjadi kata kunci untuk membangun bangsa yang menghargai keragaman dalam harmoni mosaik satu Indonesia. “Penandatanganan ini diharapkan menjadi semangat terwujudnya moderasi beragama, kohesi sosial dan kerukunan antar umat beragama di Indonesia,” ungkapnya.
Raja Keraton Yogyakarta ini menuturkan, Candi Prambanan yang Hindu dibangun berdampingan dengan Candi Sewu yang bercorak Buddha, mengajarkan toleransi dan hidup berdampingan antar umat beragama sudah dipraktikkan masyarakat sejak dulu. “Bhinneka Tunggal Ika merupakan DNA bangsa Indonesia,” kata Sri Sultan.
Baca Juga: Tari Gelang Projo Jadi Identitas Kebangkitan Kawasan Perbukitan Menoreh
Ngarsa Dalem menambahkan, keempat candi untuk tujuan keagamaan, religi, ibadah, tentunya akan berfokus pada nilai-nilai spiritual dan pendidikan dari situs tersebut. Nantinya, masyarakat yang berkunjung tidak hanya akan melihat keindahan candi, tetapi juga kegiatan peribadatan yang dilakukan oleh umat Hindu dan Buddha.
Menteri Agama RI, Yaqut Cholil Qoumas mengatakan, perkembangan kehidupan beragama di Indonesia tidak pernah bisa dilepaskan dengan budaya yang tumbuh dan berkembang di Nusantara. Umat Hindu dan Buddha sejak dulu sangat dekat dengan budaya Nusantara yang ditandai dengan berbagai peninggalan sejarah peradaban.
Baca Juga: Hubungan Alam Tebing Breksi Sleman dan Gunung Api Purba Nglanggeran Gunungkidul
“Kami berharap bangsa Indonesia bisa lebih menguatkan keselarasan dan kerja sama semua pihak untuk berbarengan mengembangkan dan memanfaatkan candi dalam perspektif nilai spiritual kebudayaan,” jelasnya.
Ketua Umum Walubi Hartati Murdaya mengaku bersyukur dan mewakili umat Buddha Indonesia berterima kasih kepada pemerintah yang sudah secara maksimal menampilkan Borobudur sebagai aset nasional. “Dengan menampilkan spirit agama pada candi-candi ini, saya yakin suasana lebih hidup. Pengunjung tidak hanya sekedar foto-foto, tapi juga melakukan retret dan bisa tinggal lebih lama,” katanya. []