BacaJogja – “Jati meninggal jam 5 pagi ini di RSCM,” begitu bunyi pesan yang datang pagi ini. Duka cita itu kembali terkabarkan. Innalillahi wa inna ilaihi raji’un.
Begitu tulis Anies Baswedan melalui Instagram pribadinya @aniesbaswedan, Selasa, 8 Agustus 2023.
Raharja Waluya Jati, nama lengkapnya. Dia seorang aktivis yang idealismenya tak pernah luntur. Saya kuliah di Fakultas Ekonomi, Jati di Fakultas Filsafat. Kami bersahabat walau sering berdebat dan berbeda pandangan saat masa kuliah. Dalam 10 tahun terakhir ini kami berjuang bersama, sepemikiran dan bergerak bersama.
Baca Juga: Badan Koordinasi Saksi Anies Baswedan Target Raih 36 Juta Suara di Pilpres 2024
Menurut Anies, Jati adalah salah satu korban penculikan aktivis mahasiswa tahun 1998. Siksaan tak berbatas, mulai jeratcekikan kabel di leher hingga setruman listrik tanpa henti. Ia sempat trauma jika ada urusan dengan listrik.
“Tapi semua kita mencatat dan rasa hormat: Penyiksaan yg dialaminya itu tak pernah sanggup menghentikan semangatnya. Semangatnya utk Indonesia yang lebih baik tak pernah surut. Dia wafat saat sedang berjuang, sedang pada semangat tertingginya. Husnul khatimah, insyaAllah,” tulisnya.
Berurutan, Allah panggil pulang pribadi-pribadi pejuang, penuh idealisme. Tapi yakinlah, masih berderet panjang pribadi-pribadi yang akan meneruskan estafet perjuanganmu, untuk Indonesia yang kita cintai ini.
Sahabatku Jati, pagi ini dari tanah Situbondo, kukirimkan Al-Fatihah terbaikku padamu…
Baca Juga: Menghitung Efek Elektoral Anies Baswedan dengan Bakorsi di Yogyakarta
Sementara itu, seorang sabahat dari Raharja Waluya Jati menuliskan tentang sosok aktivis 1998 alumni Faultas Filsafat UGM Yogyakarta.
Raharja Waluya Jati
Pada 1998, Rahardjo Waluyo Jati adalah aktivis muda dari PRD dan Jaringan Kerja Rakyat (Jaker). 12 Maret 1998, usai menghadiri acara di YLBHI, Jati dan Faisol Riza diikuti sejumlah orang. Mereka berdua lari sampai naik ke lantai 2 UGD RSCM, sambil berteriak-teriak.
Jati terpojok di WC dan tertangkap oleh penculik. Dia dimasukkan ke mobil, diinjak kepalanya, dan ditutup kepalanya.
Baca Juga: Anies Baswedan Mengenang Masa Remaja di SMPN 5 Yogyakarta
Jati diinterogasi mengenai keberadaan Andi Arief, Suyat, Bimo Petrus serta Amien Rais, Megawati, dan Gus Dur. Djati disetrum, dipukul, ditendang, ditidurkan di balok es, dan digantung lehernya. Dia dibebaskan pada 25 April 1998.
Hari ini semua Kaget Mendengar Berita Kepergianmu.
Baru saja berkomunikasi untuk Pilpres Nanti, Tapi Sang Pencipta berkehendak Lain.
Selamat Jalan Pejuang Demokrasi
Selamat Jalan Kamerad. []