BacaJogja – Pagi itu, udara Slawi yang biasanya tenang berubah riuh dengan suara musik dan langkah kaki. Karnaval dalam rangka HUT RI ke-79 telah dinantikan oleh seluruh warga Kabupaten Tegal, termasuk siswa-siswa dari SMP Muhammadiyah Adiwerna, yang lebih dikenal dengan Musawerna. Mereka telah bersiap sejak pagi, penuh semangat untuk memperlihatkan keunggulan sekolah mereka kepada seluruh masyarakat.
Rute karnaval kali ini dimulai dari GOR Trisanja, melewati Patung Obor, SMAN 1 Slawi, Kantor Kemenag, Mako Brigif-4/Dewi Ratna, dan berakhir di panggung kehormatan di Alun-alun Hanggawana Tegal. Panas matahari siang tidak menyurutkan langkah siswa-siswa Musawerna. Saya, Pak Daryono, berada di barisan paling belakang, bersama dengan kelompok ekstrakurikuler, mengawasi jalannya karnaval dan sesekali berinteraksi dengan para siswa yang tampak antusias.
Baca Juga: Seruan Forum Muslimah Peduli Jogja: Tolak Peredaran Miras di Yogyakarta
Sambil berjalan, siswa-siswa dari berbagai kelas menyapa saya dengan ramah, “Pak Daryono sehat?” tanya mereka sambil melambaikan tangan. Saya membalas dengan senyuman dan salam, merasa bangga melihat mereka begitu bersemangat. Barisan kelas sains tampil gagah dengan jas dan peralatan MIPA, kelas olahraga mengenakan jersey kebanggaan mereka, kelas tahfidz dengan wajah tenang penuh khidmat, kelas ICT/ICP yang rapi dalam jas hitam, dan kelas seni yang memukau dengan tampilan seni tari yang penuh ekspresi.
Sepanjang perjalanan, siswa-siswa Musawerna tampak menikmati setiap langkah mereka. Berjalan kaki sejauh 5-7 km di bawah terik matahari tidak menyurutkan semangat mereka. Ketika karnaval berhenti sejenak, mereka duduk beristirahat, meluruskan kaki, saling memijat, dan berbagi minuman serta makanan ringan. Rasa empati dan kebersamaan jelas terlihat dalam setiap interaksi kecil itu, menguatkan hubungan mereka sebagai satu keluarga besar Musawerna.
Baca Juga: Kedai Sayurmayur24jam.yk, Solusi Belanja Sayur 24 Jam di Yogyakarta Lewat WhatsApp
Setelah tiga jam perjalanan, tibalah kami di Alun-alun Hanggawana, disambut oleh kerumunan penonton yang memadati jalan kota Slawi. Sorak-sorai terdengar ketika banner besar bertuliskan “SMP Muhammadiyah Adiwerna: Unggul dalam Akhlaq, Prestasi, dan Berwawasan Global” terlihat di ujung barisan. “Itu Musawerna!” seru mereka, diiringi senyum bangga dari para siswa yang melambaikan tangan mereka.
Saat kami melintasi panggung kehormatan, MC pun menyapa dengan penuh antusias, “Inilah tampilan seni tari dari Musawerna, yang bagus dan percaya dirinya luar biasa!” Saya merasa bangga melihat siswa-siswa kami mendapatkan pengakuan dari begitu banyak orang, termasuk dari polisi yang berjaga sepanjang rute.
Baca Juga: Pesona Sunrise di Kebun Buah Mangunan, Bak Surga Tersembunyi di Yogyakarta
“Pak Daryono dari Musawerna, ya?” tanya salah satu polisi saat kami melintas. “Ya, Pak,” jawab saya sambil tersenyum. “Maaf, kok Bapak tahu?” lanjut saya.
“Saya bertugas di Polsek Kecamatan Adiwerna. Sudah sering dengar nama Musawerna, apalagi dengan kegiatan-kegiatan hebat seperti ini,” jawabnya. Saya hanya bisa tersenyum, bersyukur atas semua ini.
Karnaval hari itu bukan hanya sekadar parade merayakan kemerdekaan, tetapi juga menjadi ajang bagi siswa-siswa Musawerna untuk menunjukkan bahwa mereka adalah generasi yang unggul, berakhlak mulia, dan berwawasan global. Satu lagi momen berharga dalam perjalanan kami sebagai bagian dari keluarga besar Musawerna, penuh dengan semangat dan kebanggaan yang akan selalu kami ingat. (Daryono)