Gamelan dari Sultan HB X di Banjarbaru: Mengobati Kerinduan Perantau Jogja di Kalimantan

  • Whatsapp
Gamelan Banjarbaru
Gamelan dari Sultan HB X di Banjarbaru mampu mengobati kerinduan perantau Jogja di Kalimantan. (Istimewa)

BacaJogja – Ribuan perantau asal Jogja di Kalimantan Selatan, khususnya Banjarbaru, kini dapat mengobati kerinduan mereka akan budaya Jawa melalui alunan gamelan. Hadiah berupa seperangkat gamelan pelog-slendro berbahan perunggu dari Sri Sultan Hamengkubuwono X, Gubernur DIY sekaligus Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, telah menjadi simbol cinta budaya bagi mereka.

Setelah gamelan diterima, terbentuklah beberapa kelompok karawitan yang dikelola oleh Bhineka Tunggal Laras (BTL), yang berpusat di Pendopo Budaya milik pengusaha sawit H. Paiman dan Hj. Beby. Pendopo tersebut kini menjadi markas utama bagi kelompok karawitan ini.

Read More

Umroh liburan

Baca Juga: UWM dan Sejarah Ndalem Mangkubumen: Saksi Keagungan Garebeg Mulud Keraton Yogyakarta

Tidak hanya itu, kelompok Karawitan Bhineka Tunggal Laras juga bekerja sama dengan berbagai sekolah di Banjarbaru, mengajarkan cara memainkan gamelan kepada anak-anak. Tawaran dari Ahlan Anshori, pengelola BTL, disambut dengan antusias, termasuk oleh SD Negeri 1 Komet Banjarbaru.

Kepala sekolah, Novita Yuliarni, S.Pd, menyatakan rasa senangnya terhadap program tersebut. Dengan persetujuan orang tua, anak-anak diberikan pelajaran tambahan untuk bermain gamelan. Para orang tua bahkan rela menunggu lama saat anak-anak mereka berlatih, sembari menikmati alunan musik gamelan.

Gamelan Banjarbaru kalimantan
Gamelan dari Sultan HB X di Banjarbaru mampu mengobati kerinduan perantau Jogja di Kalimantan. (Istimewa)

“Alhamdulillah, orang tua juga akhirnya mencintai suara gamelan yang memang sangat menyentuh kalbu,” ujar Novita, yang merupakan alumnus PBI UAD Yogyakarta.

Ahlan Anshori, yang juga alumnus Universitas Mercu Buana, sangat menjaga gamelan pemberian Sultan. Ia aktif mempromosikan gamelan dan budaya Jawa ke berbagai kalangan agar masyarakat mulai mencintainya. Setiap Jumat malam dan Rabu malam, diadakan latihan tabuhan gamelan dan tarian Jawa di Pendopo Budaya.

Baca Juga: Festival Garis Imajiner di Sleman: Menggali Filosofi, Merawat Budaya Keistimewaan Yogyakarta

“Karena kecintaan terhadap seni dan budaya Jawa yang begitu tinggi, terbukti banyak warga yang mulai tuman (terbiasa) memainkan gamelan. Akhirnya, banyak tembang dan langgam yang bisa kami iringi,” kata Ahlan.

Saat ini, Pendopo Budaya menjadi pusat kegiatan seni dan latihan karawitan, dengan fokus pada pelestarian budaya Jawa. Kelompok BTL juga kerap mengadakan pentas kolosal karawitan setidaknya dua kali dalam setahun sebagai kampanye pelestarian budaya.

Baca Juga: Pesona Halal Beauty Fest 2024 di JEC: Perpaduan Kecantikan dan Syariah yang Memukau

Ahlan Anshori merasa sangat bahagia melihat semakin banyaknya grup kesenian karawitan bermunculan, termasuk Group Karawitan Sleman Borneo dan BTL Junior. Mereka merasa istimewa dapat memainkan gamelan pemberian Sultan.

“Rasanya sungguh magis dan istimewa, karena gamelan ini pemberian dari Raja langsung untuk rakyatnya, walaupun kami berada di seberang lautan,” tambah Ahlan. []

Related posts