BacaJogja – Gempa bermagnitudo 5,0 yang mengguncang wilayah Kabupaten Bandung pada Rabu (18/9) pagi mengakibatkan puluhan warga terluka dan ratusan rumah rusak. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan, total 81 korban luka di Kabupaten Bandung dan Garut, dengan 23 di antaranya mengalami luka berat. Warga yang terluka telah mendapatkan perawatan di fasilitas kesehatan setempat, termasuk puskesmas di Kecamatan Kertasari.
Menurut Abdul Muhari, Ph.D., Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, pihaknya terus melakukan koordinasi dengan BPBD di dua kabupaten terdampak untuk mempercepat respons darurat.
Baca Juga: KAMI Tegaskan Sikap Independen, Tak Berpihak pada Paslon di Pilkada Manapun
“Kami memastikan semua kebutuhan pengungsi, mulai dari tenda, makanan, hingga air bersih, terpenuhi. Selain itu, kami juga mendorong warga untuk tetap waspada terhadap gempa susulan,” ujar Abdul.
Sebanyak 491 kepala keluarga (KK) di Kabupaten Bandung dan 209 KK di Kabupaten Garut terdampak langsung oleh gempa tersebut. BNPB juga mencatat, 450 warga mengungsi di Kecamatan Kertasari, dengan pusat pengungsian terkonsentrasi di Kantor Camat setempat.
Baca Juga: Festival Garis Imajiner di Sleman: Menggali Filosofi, Merawat Budaya Keistimewaan Yogyakarta
Kerusakan Meluas di Dua Kabupaten
Kerusakan akibat gempa tidak hanya melukai warga, tetapi juga merusak sejumlah bangunan. Di Kabupaten Bandung, 491 rumah mengalami kerusakan, sementara di Kabupaten Garut terdapat 209 rumah yang terdampak. Selain rumah, fasilitas publik juga ikut rusak, di antaranya 5 fasilitas kesehatan, 9 sarana pendidikan, 2 gedung pemerintah, 18 fasilitas umum, dan 27 tempat ibadah di Kabupaten Bandung. Di Garut, 7 fasilitas pendidikan dan 5 tempat ibadah juga terdampak.
“Kerusakan ini tersebar di beberapa kecamatan, seperti Kertasari, Pangalengan, dan Ibun di Kabupaten Bandung, serta Pasirwangi dan Sukaresmi di Kabupaten Garut,” jelas Abdul.
Baca Juga: Pelopor BMT: Ekonomi Syariah Punya Potensi Besar Memajukan Perekonomian Nasional
Bantuan Darurat dan Tim Reaksi Cepat
Dalam respons awal, BNPB telah mengirimkan bantuan darurat ke lokasi terdampak, seperti tenda pengungsi, terpal, genset, lampu portabel, makanan instan, paket sembako, dan air mineral. Tim Reaksi Cepat BNPB juga telah bergerak ke lapangan untuk mendukung respons darurat yang dilakukan oleh BPBD setempat.
Abdul Muhari menambahkan bahwa prioritas saat ini adalah memastikan keselamatan warga dan melakukan pemulihan awal bagi mereka yang terdampak. “Kami masih terus memantau perkembangan situasi, dan tim di lapangan siap memberikan bantuan tambahan jika diperlukan.”
Baca Juga: Kronologi Pencari Ikan Terseret Arus di Muara Opak Bantul
Waspadai Gempa Susulan
BNPB mengimbau warga untuk tetap berhati-hati terhadap potensi gempa susulan. Jika warga berencana kembali ke rumah, mereka diminta memastikan bangunan sudah aman. Gempa dengan magnitudo 5,0 tersebut terjadi di kedalaman 10 km, sekitar 24 km tenggara Kabupaten Bandung, dengan dampak yang dirasakan di berbagai kecamatan, termasuk Pangalengan, Pacet, dan Pameungpeuk.
*“Kami mengimbau masyarakat untuk selalu waspada dan tidak terburu-buru kembali ke rumah yang rusak sebelum memastikan keamanannya,”* tegas Abdul Muhari. []