Membatik Ekspresif: Perayaan 60 Tahun SMP Mutu Kotagede dengan Seragam Batik Karya Bersama

  • Whatsapp
batik jogja
Perayaan Milad ke-60 SMP Muhammadiyah 7 Kotagede Yogyakarta (SMP Mutu) semakin istimewa dengan hadirnya seragam batik hasil karya bersama 122 mantan guru dan karyawan. (Istimewa)

BacaJogja – Perayaan Milad ke-60 SMP Muhammadiyah 7 Kotagede Yogyakarta (SMP Mutu) semakin istimewa dengan hadirnya seragam batik hasil karya bersama 122 mantan guru dan karyawan. Dengan penuh ekspresi dan kreativitas, mereka menorehkan motif khas Kotagede pada kain batik yang akan dikenakan saat puncak perayaan pada 1 Agustus 2025.

Di bawah bimbingan Hj. Enggarwati, pemilik Toko Batik Dharmo di Ngasem yang juga mantan guru SMP Mutu, para mantan kepala sekolah, termasuk Hj. Nilawati Isdiantari, S.Pd., M.Pd., secara bergantian menggunakan canting untuk melukis motif unik. Motif tersebut menggambarkan ikon kuliner khas Kotagede seperti Kippo, roti ukel, kembang waru, dan yangko, serta elemen budaya seperti gerbang Masjid Agung Mataram yang fenomenal.

Read More

“Kami ingin mengabadikan kekayaan kuliner dan budaya Kotagede dalam bentuk batik. Semua makanan favorit Kotagede bisa menjadi inspirasi dalam membatik, selain itu juga melestarikan warisan budaya yang khas,” ujar Nilawati, penggagas ide seragam batik ini.

Baca Juga: Jelang Ramadan, Begini Pergerakan Harga Sembako di Yogyakarta!

Gerakan membatik ini tidak berhenti di sini. Menurut Nilawati, kegiatan ini akan terus berlanjut hingga menjelang puncak milad, dengan melibatkan murid dan alumni yang jumlahnya mencapai puluhan ribu. Mereka diajak untuk secara mandiri berkarya membatik, baik di atas kain maupun kaos, guna memperkuat ikatan emosional dengan almamater.

membatik
Dengan penuh ekspresi dan kreativitas, mereka menorehkan motif khas Kotagede pada kain batik yang akan dikenakan saat puncak perayaan pada 1 Agustus 2025. (istimewa)

Dukungan penuh datang dari berbagai pihak, termasuk Hayom, mantan guru seni yang mengapresiasi inisiatif ini sebagai wujud kreativitas dan ekspresi jiwa. Ika Sholikah, mantan guru sekaligus motivator, juga mengungkapkan bahwa membatik ternyata lebih mudah dari yang dibayangkan, dan hasilnya luar biasa.

“Batik bukan sekadar kain, tetapi sebuah ekspresi jiwa. Membatik bersama ini juga bisa menjadi peluang usaha baru bagi para pensiunan guru dan karyawan yang ingin tetap produktif,” ujar Ika.

Baca Juga: SD IT Mutiara Hati: Novi Citra Bisa Mengajar Lagi Jika Tinggalkan Band Sukatani

Gerakan membatik untuk seragam 60 tahun SMP Mutu ini bukan hanya sekadar aktivitas seni, tetapi juga memiliki potensi ekonomi. Jika dikelola dengan baik, ini bisa menjadi peluang usaha kreatif yang memberdayakan komunitas sekolah. Nilawati berharap bahwa inisiatif ini dapat menjadi momentum untuk menunjukkan bahwa dengan niat dan usaha bersama, segala hal bisa dicapai.

Dengan semangat kolaborasi dan kreativitas, SMP Mutu Kotagede tidak hanya merayakan usia ke-60, tetapi juga mengukuhkan identitas dan warisan budaya melalui seni membatik. Sebuah langkah inspiratif yang menunjukkan bahwa seni dan pendidikan dapat berjalan beriringan, menciptakan jejak yang bermakna bagi generasi mendatang. []

Related posts