Kampung Ramadan Jogokariyan: Tradisi Berbagi, Dakwah, dan Keberlanjutan Lingkungan

  • Whatsapp
kampung ramadan jogokariyan
Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo membuka Kampung Ramadan Jogokariyan. (Pemkot Jogja)

BacaJogja – Yogyakarta kembali diselimuti nuansa Ramadan yang penuh keberkahan. Kampung Ramadan Jogokariyan, sebuah tradisi tahunan yang telah memasuki tahun ke-21, resmi dibuka di Masjid Jogokariyan pada Sabtu (1/3). Acara ini dibuka dengan penuh semangat dan mendapat apresiasi tinggi dari berbagai pihak, termasuk Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo.

Dalam sambutannya, Hasto mengungkapkan kekagumannya terhadap Masjid Jogokariyan yang konsisten menghadirkan program Ramadan yang inovatif dan bermanfaat bagi masyarakat. “Saya akan banyak belajar dari Masjid Jogokariyan. Kami berharap semakin banyak masjid yang dapat meniru dan mengadaptasi berbagai kegiatan positif yang telah diterapkan di sini,” ujarnya.

Read More

Baca Juga: Catut Nama Anggota, Tiga Pengurus Koperasi Kulon Progo Korupsi untuk Gaya Hidup Mewah

Ramadan, Momentum Perubahan dan Kebersamaan

Tak sekadar menghidupkan suasana Ramadan, Kampung Ramadan Jogokariyan juga menjadi ruang transformasi sosial. Hasto menyoroti peran masjid dalam menangani persoalan kenakalan remaja dan memberantas minuman keras. “Syiar dakwah di sini sangat luar biasa. Kampung Ramadan Jogokariyan dibangun dengan semangat gotong royong yang kuat, sehingga dakwah dapat berjalan tanpa konflik dan kekerasan. Ini adalah teladan yang luar biasa,” tambahnya.

Menurutnya, Masjid Jogokariyan bukan sekadar tempat ibadah, tetapi juga menjadi pusat pemberdayaan masyarakat. “Masjid ini tidak hanya mengajak masyarakat untuk memakmurkan masjid, tetapi juga masjid yang memakmurkan masyarakat,” tegasnya.

Berbagi dan Menjaga Lingkungan

Salah satu hal yang menarik dari Kampung Ramadan Jogokariyan adalah penggunaan piring sebagai wadah takjil, menggantikan kemasan sekali pakai. Langkah ini bertujuan mengurangi sampah selama Ramadan, sekaligus menjaga kebersihan Kota Yogyakarta. Setiap hari, sebanyak 3.500 piring digunakan untuk membagikan takjil kepada masyarakat.

Baca Juga: Aturan Berbuka Puasa Ramadan 2025 di Commuter Line: Ini Ketentuan Resmi dari KAI

“Sebanyak 3.500 piring digunakan setiap harinya untuk membagikan takjil. Ini adalah langkah yang luar biasa. Mari kita bersama-sama menjaga kebersihan dengan tidak meninggalkan selembar sampah pun, baik di lingkungan masjid maupun di jalanan. Dengan begitu, Yogyakarta dapat terus menjadi kota yang bersih, indah, dan tertata rapi,” ujar Hasto.

Ketua Panitia Kampung Ramadan Jogokariyan, Haidar Muhammad, menjelaskan bahwa tahun ini Kampung Ramadan menghadirkan lebih dari sekadar takjil gratis. Ada juga pasar sore dengan 400 pedagang, talkshow inspiratif, serta berbagai program sosial yang bertujuan mempererat kebersamaan masyarakat selama Ramadan.

“Kami ingin mengajak masyarakat Kota Yogyakarta untuk merasakan kembali nuansa Ramadan yang sesungguhnya. Momentum ini harus dimanfaatkan untuk kembali mendekatkan diri ke masjid. Dengan begitu, keberkahan Ramadan akan kembali kepada kita semua,” ungkapnya.

Dalam hal distribusi makanan, panitia telah menyiapkan mekanisme agar makanan tidak terbuang sia-sia. Jika masih ada sisa makanan akibat cuaca atau jumlah pengunjung yang lebih sedikit dari biasanya, makanan tersebut akan dibagikan kembali setelah salat Tarawih. Bahkan, sisa makanan organik dikumpulkan dan diberikan kepada warga yang memiliki ternak.

Baca Juga: Tangis di Balik Seragam Biru: Kisah Pilu Ribuan Karyawan Sritex yang Terpaksa Pulang Tanpa Kepastian

Ramadan yang Hidup dan Menyatu dengan Masyarakat

Bagi para pengunjung, Kampung Ramadan Jogokariyan memberikan pengalaman yang berbeda. Muhammad Aligufron, salah satu pengunjung yang baru pertama kali datang, mengapresiasi keteraturan dalam pembagian takjil. “Suasananya benar-benar terasa Ramadan-nya. Pelayanan pembagian takjil sangat rapi dan terorganisir, apalagi jumlahnya sangat banyak,” katanya.

Sementara itu, Merlita Wulansari menilai Masjid Jogokariyan bukan sekadar pusat ibadah, tetapi juga pusat dakwah yang terbuka bagi semua kalangan. “Masjid ini begitu hidup, bukan hanya untuk umat Islam, tetapi juga bisa dilihat banyak dari berbagai macam kalangan, bahkan ada beberapa bule yang ikut meramaikan di masjid ini. Ini sebagai jalan dakwah dalam menyebarkan kebaikan tidak hanya untuk umat muslim, tapi untuk semua,” ujarnya.

Dengan semangat berbagi, gotong royong, dan kepedulian terhadap lingkungan, Kampung Ramadan Jogokariyan terus menjadi inspirasi bagi banyak orang. Ramadan di sini bukan hanya sekadar ibadah, tetapi juga perayaan kebersamaan yang nyata. []

Related posts