BacaJogja — Suasana malam Iduladha di Pleret, Bantul, Yogyakarta, terasa istimewa pada Ahad malam, 8 Juni 2025. Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama (PRNU) Pleret sukses menggelar Festival Gema Takbir dan Ukhuwah, sebuah pawai takbir keliling yang menyatukan ribuan warga dalam semangat kebersamaan dan syiar keislaman.
Acara dimulai pukul 19.30 WIB, dengan titik start dan finish di Lapangan Kanggotan. Peserta dari berbagai dusun berjalan sambil mengumandangkan takbir, membawa obor dan lampion, serta memainkan alat musik tradisional maupun modern. Anak-anak, remaja, hingga orang tua turut ambil bagian, menciptakan malam yang penuh semangat, meriah, dan sarat makna spiritual.
“Festival takbiran ini meneguhkan kembali pentingnya kolaborasi antara agama, budaya, dan masyarakat dalam menjaga harmoni dan semangat kebersamaan di tengah kehidupan modern,” ujar Dr. Aslam Ridlo, anggota DPRD DIY yang hadir dan turut memberikan apresiasi.
Baca Juga: Pantai Krokoh: Surga Tersembunyi di Ujung Gunungkidul dengan Spot Sunrise yang Instagramable
Menurutnya, festival ini tidak hanya menjadi ajang hiburan rakyat, tetapi juga sarat dengan nilai-nilai pendidikan, seni budaya, dan ukhuwah islamiyah. “Ada syiar keislaman, ada pendidikan, ada seni budaya, dan juga hiburan rakyat. Semua elemen bersatu dalam semangat kebersamaan,” tambahnya.
Festival ini menjadi agenda tahunan PRNU Pleret yang menegaskan peran mereka dalam merawat tradisi Islam Ahlussunnah wal Jama’ah, mempererat tali persaudaraan antarwarga, sekaligus melestarikan budaya lokal.
Baca Juga: Menyapa Matahari di Puncak Kosakora Gunungkidul: Simfoni Laut dan Bukit di Atas Awan
Ketua panitia, Tadho, menyampaikan bahwa kegiatan ini bukan sekadar meramaikan malam takbiran, tetapi juga menyuburkan nilai-nilai keislaman dan mempererat ukhuwah. “Semangatnya bukan hanya meriah-meriahan, tapi menyuburkan syiar keislaman dalam momen Idul Adha, serta mempererat persaudaraan,” ujarnya.
Dengan kolaborasi lintas elemen masyarakat, PRNU Pleret berhasil menjadikan perayaan Iduladha 1446 Hijriah bukan hanya sebagai momen ibadah, tetapi juga festival budaya yang membanggakan dan menyatukan warga. (Markaban Anwar)
