Klaten – Mungkin sudah tidak asing dengan pria bernama Yuniar Siswandono ini. Selain sebagai perangkat di Desa Jimbung, Kecamatan Kalikotes, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, pria kelahiran 23 Juni 1974 ini adalah peternak ayam kampung yang sukses.
Yuniar semasa kecil menghabiskan waktu di Provinsi Lampung hingga SMP pada 1990. Lalu melanjutkan sekolah di SMAN 12 Yogyakarta dan mengenyam bangku kuliah di ASMI Solo pada 1998. Setelah lulus kuliah pada era Krismon 1998, Yuniar bekerja sebagai petani.
Baca Juga: Harga Telur Melorot, Peternak Ayam di Kulon Progo Merugi
Dia bergabung dalam Kelompok Tani, Gabungan Kelompok Tani dan UPJA (Usaha Pelayanan Jasa Alat Mesin Pertanian) di Desa Jimbung. Pada 2014, UPJA Agawe Santoso berhasil mendapat prestasi tingkat Nasional.
Pada tahun 2007, beliau diterima menjadi Perangkat Desa Jimbung sebagai Kepala Seksi (Kasi) Pemerintahan hingga sekarang. Di sela kesibukannya dia punya usaha sampingan sebagai peternak ayam kampung sejak 2017.
Baca Juga: Diduga Hewan Misterius Menyerang Kambing di Gunungkidul, 5 Ekor Mati
Dia mengembangkan Budidaya Ayam Kampung dengan Sistem Intensif, yaitu budidaya ayam kampung di kandang postal atau ruangan tertutup tanpa umbaran. Pemberian pakan menggunakan pakan alternatif dari limbah pengolahan pertanian sehingga bisa menekan biaya produksi. Praktis laba yang didapat lebih baik.
Dalam pengembangan budi daya ayam kampung dan pakan Alternatif, Yuniar meraih juara 3 Lomba Krenova tingkat Kabupaten Klaten pada 2021. Di tahun yang sama mengikuti Lomba Krenova tingkat Soloraya atau eks Karidenan Surakarta (Surakarta, Boyolali, Sukoharjo, Karangaanyar, Wonogiri, Sragen, Klaten), mewakili Kabupaten Klaten. Hasilnya merih Juara Harapan 2.
Baca Juga: Budi Daya Nila yang Mengasyikkan dengan Keramba di Sungai Winongo Sleman
Sebelum memperoleh semua itu, dia mengaku butuh perjuanga panjang. Segala uji coba dan riset dalam pembuatan pakan alternatif yang baik untuk ternak tetapi dengan harga yang lebih murah dari pakan pabrik.
Tak jarang mengalami beberapa kegagalan yang cukup merugikan. Namun tetap berusaha dan tidak putus asa. Berkat usahanya itu, akhirnya berhasil menemukan pakan alternatif yang murah dan berkualitas.
Baca Juga: Pasar Opo Sanden, Destinasi Wisata Kuliner Tradisional Khas Bantul Yogyakarta
“Tetaplah berusaha, kalau gagal ya harus mencoba lagi. Karena kegagalan merupakan bagian dari kehidupan. Jangan pernah putus asa untuk mencapai keberhasilan,” kata Yuniar.
Dia punya keinginan mendirikan pabrik pakan alternatif miliknya sendiri. Salah satu tujuannya agar para peternak dapat menggunakan pakan alternatif sehingga keuntungan yang didapatkan para peternak lebih banyak dan menjanjikan. []
Artikel kiriman Ardan Oktananda, Mahasiswa Prodi Public Relations, ASMI Santa Maria Yogyakarta