Kiprah Mbah Sugeng, Pegiat Seni Tradisional Asal Kulon Progo dalam Arus Modernisasi

  • Whatsapp
Mbah Sugeng Jathilan
Alfonsus Sukirman atau Mbah Sugeng, pegiat seni tradisional asal Kulon Progo. (Foto: Dok. Pribadi)

Kulon Progo – Alfonsus Sukirman, seniman tari tradisional khususnya kesenian jathilan yang eksis di Kulon Progo. Pria yang akrab disapa Mbah Sugeng ini melakoni berbagai macam kesibukan berkesenian. Salah satunya mengampu tugas sebagai ketua di komunitas seni jathilan yaitu Seniman Hollo.

Dia mengaku beragam tantangan dipertaruhkan demi kemajuan komunitas itu. Sugeng juga menegaskan bahwa kecintaannya terhadap seni menggambarkan separuh jiwanya. Ia tak melulu menjadikan tugasnya sebagai beban namun menjadikan setiap tantangan menjadi sebuah bekal dan pengalaman.

Read More

Baca Juga: Mengenal Jathilan Klasik yang Dibawakan Turangga Eka Budaya Kalibawang Kulon Progo

Mbah Sugeng tak memiliki latar belakang pendidikan di bidang seni, namun dorongan minatnya tertantang menaklukkkan beragam proses yang  tak gampang. Pemuda bertalenta ini membuktikan siapa pun diperbolehkan mengekspresikan diri sesuai minat dan bakat pribadi maka bakat akan terbentuk seiring berjalannya proses.

Sugeng sendiri menyukai seni tari sejak masih kecil. Awalnya menonton dan menyaksikan generasi zaman simbah-simbah dulu ketika melakukan pentas kesenian jathilan. Dia terinspirasi dan bertekad menjadikan dirinya sebagai penerus. Maka terwujudlah itu dalam peran nyata dirinya dalam mempertahankan kesenian tradisional di tengah gempuran modernisasi.

Baca Juga: Menengok Tujuh Kalurahan Menoreh Nyawiji Bersinergi, Bangkit di Tengah Pandemi

Baginya seni itu menarik dan mampu menghibur orang lain. Sehingga hal apapun yang terkait dengan seni, Sugeng selalu mempersiapkannya secara maksimal. Seni baginya adalah sarana mewujudkan dan mengeratkan ikatan persaudaraan (paseduluran) dengan siapa saja tanpa memandang usia, gender, suku, budaya, dan ras.

Pemuda nyentrik ini, bahkan disebut sebagai seorang yang kondang di kalangan para seniman. Sisi pribadinya yang humoris dan mudah mengakrabkan diri dengan semua kalangan membuat banyak orang menyukainya.

mbah sugeng seniman kulon progo
Alfonsus Sukirman atau Mbah Sugeng, pegiat seni tradisional asal Kulon Progo. (Foto: Dok. Pribadi)

Pria kelahiran Kulon Progo 31 Oktober 1995 ini memiliki segudang prestasi luar biasa. Keterampilan tari yang tak perlu diragukan lagi terbukti dengan banyaknya komunitas yang ia ikuti seperti Seniman Hollo, Turangga Eka Budaya, Seniman Seniwati Bondo Konco, Jathilan Soka Turonggo Asri, dan Sloka Lingkungan Kalisoka.

Dengan berbagai komunitas itu mampu mengantarkannya menjuarai berbagai kompetisi dalam beragam festival dan lomba seperti Gelar Potensi Kantong Budaya Jathilan Manunggal Jati, Festival Bergada Kalikembar Kapanewon Kalibawang, Festival Gejong Lesung Kapanewon Kalibawang, Angguk Kalurahan Banjarasri, Festival Kesenian Tradisional Paroki Boro dan berbagai kejuaraan lainnya.

Baca Juga: Penyebab Sapi yang Dinaiki Anak Bupati Sleman Mengamuk Saat Kirab Budaya

Tak hanya itu kemenangan tersebut tentunya membutuhkan usaha dan pengorbanan waktu. Sugeng menyampaikan bahwa hasil juara yang diperoleh karena kedisplinan, ketertiban, dan kerja keras tim dalam berlatih hampir setiap malam.

Pemuda berbakat dan piawai menari ini menyampaikan meskipun dirinya tak piawai dalam bermusik, namun pandai memahami irama dan nada. Dia juga menyampaikan ia tak cocok bermain musik sebab ketika mendengar musik hawanya selalu ingin berjoget.

Baca Juga: Dinas Kebudayaan DIY Gelar Kompetisi Bahasa dan Sastra Jenjang Pelajar dan Umum

Terlepas dari hasil pencapaian dirinya sekarang Sugeng selalu menghargai setiap proses pada tiap kesempatan yang berbeda karena baginya selalu membawakan pengalaman dan pembelajaran baru.

Ia juga menyampaikan bahwa kemenangan dan insentif yang ia dapat merupakan bonus atas kerja kerasnya. Berbagai kisah yang telah dilalui merupakan hadiah utama bagi dirinya. Sebab pengalaman selalu menghantarkan dirinya untuk lebih semangat merajut asa demi asa.

Sugeng memiliki pengalaman yang tak terlupakan saat dirinya pentas seni Seniman Hollo pada Festival Menoreh gelaran Pemkab Kulon Progo pada 5 Desember lalu. Pertunjukan itu dibubarkan secara paksa karena jumlah penonton membludak di masa pandemi.

Baca Juga: Mengintip Pameran Tujuh Seniman dari Empat Negara di Museum dan Tanah Liat Yogyakarta

Dengan kemampuan tari yang dimiliki, Sugeng berharap ke depan Seniman Hollo yang digawangi semakin melebarkan sayap. Iak hanya di bidang jathilan namun mampu merambah dan menjajal kemampuan di bidang lainnya.

Lantas Seniman Hollo juga mampu berguna bagi masyarakat luas terlebih harapan akan komunitas tersebut mampu menyumbangkan namanya dalam mengharumkan negara tercinta, Indonesia. []

Artikel kiriman Luciana Bertha Ananda, Mahasiswi Public Relations ASMI Santa Maria Yogyakarta

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *