Yogyakarta – Kejahatan jalanan yang dilakukan anak remaja di Yogyakarta yang biasa disebut klitih, ramai di jagad maya. Di Twitter, kata klitih treding, termasuk sentilan warganet kepada Sri Sultan Hamengku Buwono X soal juga ramai dibahas warganet.
Salah satunya diunggah oleh warganet @Puthutea
Naikkan tagar #SriSultanYogyaDaruratKlithih
Biar gubernur Yogya turun tangan. Berpuluh tahun masalah yg meresahkan masyarakat terjadi, byk korban jiwa, tp pemda tak melakukan tindakan yg jelas.
#YogyaTidakAman
Tagar itu pun viral. Dalam empat jam setelah diposting sudah mendapat 1,539 Retweets, 132 Quote Tweets, dan 2,653 Likes.
Baca Juga: Bantu Tangkap Pelaku Klitih, Kapolres Bantul Beri Hadiah SIM Gratis
Tanggapan warganet beragam. Ada yang menyebut klitih bermula dari kebiasaan anak-anak pelajar nongkrong lalu uji keberanian. “Klitih berawal dari anak2 muda nongkrong , motor2an, adu keberanian terus. Nek sing jenenge bocah labil tiap desa mesti ono e . iso kumpul karo konco dolan , sekolah , geng dll , dadi emg klitih sulit terprediksi kemunculane,” tulis akun @tomingartun.
Ada yang juga khawatir berlibur ke Yogyakarta karena marak kenakalan anak remaja ini. “Mau liburan ke Yogja, gak jadi kalau banyak klitih gini,” tulis akun @WandaRoxanne.
Baca Juga: Klitih Marak Lagi, Polres Bantul dalam Sepekan Tangkap 23 Pelajar
Terlepas dari obrolan di jagad maya, fakta klitih memang marak di Yogyakarta. Kasus terakhir baru terjadi pada Senin, 27 Desember 2021 dini hari di Jalan Kaliurang Km 9, Kalurahan Sinduharjo, Kapanewon Ngaglik, Kabupaten Sleman. Dua anak di bawah umur menjadi korban yang diduga dilakukaan geng klitih. Satu korban terluka kena bacok.
Di Kota Yogyakarta saja, dalam catatan Satuan Reserse Kriminal Polresta Yogyakarta selama Januari hingga akhir tahun 2021 ini ada 17 kasus klitih. Jumlah yang begitu banyak untuk ukuran luas ibu kota Provinsi DIY ini.
Baca Juga: Dugaan Pembacokan di Mantrijeron, 9 Bocah Klitih Ditangkap di Bantul
Dari 17 kasus itu, rinciannya tempat kejadian perkara tersebar di sejumlah kemantren, Mantrijeron dan Umbulharjo masing-masing tiga kasus, Wirobrajan dua kasus, serta Tegalrejo, Umbulharjo, Gondokusuman, Mergangsan dan Jetis masing-masing satu kasus. Dari 17 kasus ini pula, empat kasus belum terpecahkan.
Sementara di Kabupaten Bantul, dalam sepekan pada November 2021, sebanyak 23 pelaku klitih berhasil ditangkap. Mereka beraksi di enam lokasi yang berbeda seperti di di Kapanewon Sewon dua kasus, dan lainnya satu kasus masing-masing di Bambanglipuro, Bantul, Banguntapan serta Wirobrajan (Kota Yogyakarta).
Baca Juga: Polresta Yogyakarta Kantongi Identitas Pelaku Keributan Bawa Celurit di Kadipaten Kraton
Dari 23 pelaku itu, 20 di antara berstatus pelajar. Dari jumlah itu pula, tujuh di antaranya ditetapkan sebagai tersangka. Sisanya masih dalam proses penyelidikan.
Dalam hitungan hari, segera berganti tahun. Apakah tahun 2022 Yogyakarta yang dikenal sebagai Kota Pelajar bebas klitih? Semoga. []