Makna Upacara Adat Bekti Pertiwi Pisungsung Jaladri di Parangtritis Bantul

  • Whatsapp
Bekti Pertiwi Pisungsung Jaladri
Warga menggelar upcara adat Bekti Pertiwi Pisungsung Jaladri di Parangtritis Bantul. (Foto: Dok. Pemkab Bantul)

BacaJogja – Setiap tahun warga Kalurahan Parangtritis, Kapanewon Kretek, Kabupaten Bantul, Yogyakarta menggelar upacara acat Bekti Pertiwi Pisungsung Jaladri. Upacara adat ini sudah ditetapkan sebagai Upacara Adat Warisan Budaya Nasional.

Bekti Pertiwi Pisungsung Jaladri merupakan tradisi warga setemmpat sebagai perwujudan untuk mengungkapkan rasa syukur dalam panen padi dan permohonan untuk menjauhkan masyarakat dari malapetaka. Upacara adat ini juga untuk menghormati Nyai Gedhojang leluhur masyarakat Dusun Mancingan yang sudah meninggal dunia.

Read More

Umroh akhir tahun

Baca Juga: Sejarah dan Cikal Bakal Nama Sewon di Bantul Yogyakarta

Upacara adat ini dimulai dengan acara kenduri massal di Balai Dusun Mancingan untuk mendoakan leluhur, memohon keselamatan. Acara dilanjutkan dengan makan bersama atau kembul bujana.

Setelah itu, dilakukan upacara larungan atau labuhan. Warga membawa jodhang atau kotak panjang untuk menaruh makanan atau sesaji dengan berjalan kaki dari Joglo Pariwisata menuju Cepuri Parangkusumo.

Bekti Pertiwi Pisungsung Jaladri parangtritis
Warga menggelar upcara adat Bekti Pertiwi Pisungsung Jaladri di Parangtritis Bantul. (Foto: Dok. Pemkab Bantul)

Rangkaian acara tersebut seperti yang terlihat pada Selasa, 7 Juni 2022. Upacara adat yang tahun ini mengangkat tema lestarining budaya kinarya sarana manunggaling nusa lan bangsa ini diikuti lebih 500 orang.

Suraji, selaku sesepuh desa menyatakan, upacara adat bagian dari upaya melestarian tradisi leluhur. Selain itu juga berharap agar dapat menarik minat kunjungan wisata di Parangtritis dan kawasan sekitarnya. “Mengingat selain destinasi wisata pantai, kawasan ini juga memiliki destinasi wisata religi,” katanya.

Baca Juga: Sejarah Alun-alun Utara Yogyakarta dan Makna 64 Pohon Beringin

Kepala Seksi Lembaga Budaya Disbud Daerah Istimewa Yogyakarta Endang Widuri menyebutkan, upacara ini dilakukan dalam rangka melestarikan budaya yang nilai-nilainya dapat dipelajari oleh anak cucu di masa mendatang. “Agar tradisi ini tidak tergerus oleh budaya asing,” kata dia.

Bupati Bantul Abdul Halim Muslih yang hadir dalam acara tersebut menyatakan, leluhur telah mewariskan kepada generasi saat ini tentang nilai-nilai kehidupan. Dalam upacara adat ini ada makna yang mendalam yakni greget, nyawiji, sengguh ora mingkuh, mangasah mingising budi, memasuh malaning bumi, serta hamemayu hayuning bawana.

Baca Juga: Foto-foto Upacara Melasti Sambut Hari Raya Nyepi di Parangkusumo Bantul Yogyakarta

Dia mengatakan, warga di sekitar Parangtritis patut berbangga, karena upacara ini telah ditetapkan sebagai warisan budaya nasional. “Melalui upacara ini, harapannya keselarasan hidup antara masyarakat dan alam dapat diturunkan sampai generasi ke depan sekaligus dalam rangka mewujdukan masyarakat Bantul yang harmonis, sejahtera, dan berkeadilan,” jelasnya. []

Related posts