BacaJogja – Mbah Kalim, usianya tidak lagi muda. Kini berusia 75 tahun. Namun masih punya semangat mengais rezeki, membuat dan menjual kue coro, jajanan tradional di Yogyakarta.
Mbah Kalim sudah berjualan kue tradisional ini selama empat puluh tahun. Di era modern ini beliau masih menjajakan kuliner tempo dulu. Kue coro, jajanan tradisional ini cara memasaknya juga dengan cara tradisional, menggunakan tungku dan disajikan di atas daun pisang.
Baca Juga: Kue Leker Pak Sudirman, Jajanan Legendaris di Yogyakarta
Perempuan berusia 75 tahun ini sudah berjualan sejak tahun 1981. Dia meneruskan usaha dari kakaknya yang betjualan lebih dulu.
Sehari-hari, Mbah kalim ini berjualan kue tradisional ini. Kue coro merupakan jajanan tradisional berbentuk seperti bunga yang mekar, berbahan dasar tepung beras dan santan.
Baca Juga: Sensasi Wedang Tahu Bu Kardi, Minuman Sehat dan Unik di Yogyakarta
Meski usianya tidak muda lagi, Mbah Kalim masih semangat untuk berjualan. Dia sosok perempuan yang hebat. Memiliki tujuh anak, dua di antaranya sudah meninggal. Kini lima anaknya sudah bekerja, ada yang di swalayan, atau buka usaha jasa laundry.
Mbah Kalim sudah lebih dari 40 tahun berjualan kue coro di Jalan Sosrowijayan depan Hotel Grage Jogja. Dulu beliau juga berjualan tiap sore di pasar Ngebuk di Kemetiran Kota Yogyakarta.
Baca Juga: Nostalgia Barang Lawas dan Jajanan Jadul? Silakan Merapat Pasar Kangen Jogja di TBY
Namun berhubungan kondisi fisiknya yang sudah tidak kuat dan tidak ada yang bisa mengantar ke lokasi, akhirnya memillih berjualan di dekat rumahnya. Setiap hari mulai berjualan sejak pukul 06.00 WIB sampi habis.
Semua bahannya masih baru dan dimasak sejak pukul 03:00 WIB. Jadi kue coro ini bisa dimakan di sore hari juga dengan syarat kue di kukus sebentar sebelum dinikmati.
Baca Juga: Gudeg Wijilan dan 13 Wisata Kuliner di Kota Yogyakarta
Perempuan yang rambutnya sudah beruban ini menjual kue coro ini dengan harga Rp1.000 per piece. Setiap hari bisa membuat 5 kilogram adonan dengan menghabiskan 8-10 butir kelapa. []
Artikel dikirim oleh Junita Putri, Mahasiswi Prodi Public Relation ASMI Santa Maria Yogyakarta