BacaJogja – Puluhan mobil berderet memenuhi jalan di sepanjang Kadipaten Kraton Yogyakarta. Melihat merek mobil, Anda bisa menebak siapa yang berkendara. Benar saja, di dalam rumah joglo banyak orang berdandan rapi, kebanyakan pelancong berlogat non-Jogja.
Mereka bercanda, bercengkerama, menikmati santapan malam yang beraneka ragam. Di meja pojok, terlihat empat orang dengan menu santapan yang berbeda: ada yang menikmati mi godok telur bebek, mi goreng campur hati, magelangan, dan ada yang asyik menggerogoti balungan ayam rica-rica.
Baca Juga: Desainer Australia Pukau Jogja Fashion Week 2024 dengan Sentuhan Batik Lokal
Minuman mereka pun beragam—ada yang memilih jahe sereh, es teh, dan kopi kental. Itulah gambaran sekilas suasana malam Kamis, 21 Agustus 2024 di Bakmi Gandok yang beralamat di Jl. Nogosari Lor 10 Kadipaten Kraton.
Ratusan orang dengan sabar menanti pesanan bakmi dan menu lain sembari bercengkerama dengan suasana rumah joglo yang kental nuansa Jawa. Tidak ada yang protes atau menggerutu, karena di Jogja, jajan bakmi dan sejenisnya memang menuntut kesabaran.
Baca Juga: Mengintip Keindahan Studio Alam Gamplong: Tempat Syuting dan Wisata Sejarah di Yogyakarta
Di Bakmi Gandok, setiap pesanan memang dimasak satu per satu, apakah itu bakmi godok, goreng, nasi godok, magelangan, atau rica-rica. Enam tungku pun terus menyala, berlomba-lomba memasak, dan suasana dapur yang terbuka menjadi hiburan tersendiri.
Lina, salah satu juru masak, mengaku tidak malu saat memasak dilihat oleh para tamu. Justru, ia semakin termotivasi untuk memasak yang terbaik dan selalu menjaga rasa.
Menurut pemiliknya, Pak Bayu, Bakmi Gandok yang dibuka sejak Juni 2017 selalu menjaga rasa dan sengaja dibuka sore hingga malam, tetapi tidak lebih dari pukul 21.00. Kenapa?
Pak Bayu menjelaskan bahwa makan bakmi di Jogja sudah menjadi semacam tradisi malam hari, bahkan ada yang sampai dini hari. “Dulu kami jualan di garasi mobil. Karena ada bagian rumah samping yang disebut gandok, maka kami memakai nama itu, dan alhamdulillah laris,” ujar Pak Bayu.
Baca Juga: Pesona Sunrise di Kebun Buah Mangunan, Bak Surga Tersembunyi di Yogyakarta
Bakmi Gandok buka mulai pukul 16.00 hingga 21.00, dan biasanya sangat ramai hingga bisa menunggu sampai sejam ketika pukul 19.00.
Seorang penikmat mi goreng, Hj. Wiwik Marwiyah, yang baru pertama kali menikmati malam di Bakmi Gandok, mengaku bahwa rasanya enak dan tidak terlalu mahal. “Porsinya pas, tidak terlalu banyak, dan walaupun lama menunggu, tidak terasa karena suasananya nyaman. Sayangnya, malam ini tidak ada musik atau hiburan,” ujar perempuan asal Pringsewu, Tanggamus, Lampung Selatan ini.
Baca Juga: Gumregah Merti Uwuh Teras Malioboro, Langkah Kecil namun Dampak Besar untuk Yogyakarta
Dia bersama keluarganya memilih menu yang beragam dan semua habis tanpa sisa. Menurutnya, makan mi memang paling nikmat di malam hari. “Entahlah kenapa, tapi memang makan mi itu sangat enak ketika malam, dan terbukti mi rebus atau goreng bukan makanannya orang tua, karena banyak juga pasangan muda yang menikmati mi dengan nikmat,” lanjutnya.
Memang, di Jogja hampir sulit menemukan warung bakmi di siang hari. Kalaupun ada, biasanya mi oriental di kawasan jalan protokol atau perkotaan. Makan mi memang butuh suasana tersendiri. []