KBRI Didesak Beri Pemahaman WNI yang Sebar Hoaks di Jepang

  • Whatsapp
KBRI jepang
Gedung KBRI di Tokyo Jepang. (Ist)

BacaJogja – Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) Nika Nusantara Global mendorong Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) meningkatkan literasi dan pemahaman warga negara Indonesia (WNI) di Jepang tentang etika bermedia sosial (medsos). Dia menegaskan informasi yang disajikan bisa menjadi ancaman serius WNI di negeri Matahari Terbit.

Pimpinan LPK Nika Nusantara Global, Arum Lestiana, memandang sebagian WNI, baik yang sedang menempuh pendidikan maupun pencari rezeki di Jepang, masih belum paham batasan interaksi di medsos yang dapat berdampak pada beragam aspek kehidupan seperti potensi kekerasan berbasis ras hingga kehilangan mimpinya di perantauan.

Read More

“Bak pondasi rumah yang kokoh, kemampuan bermedsos masyarakat Indonesia di kancah internasional tidak diragukan. Namun, lupa akan dampaknya dapat memicu konflik. Bagaimana diskriminasi berkembang bisa dipicu minoritas yang ugal-ugalan,” kata Arum Lestiana pada Kamis (24/7/2025).

Baca Juga: Xynergy KAI Expo 2025: Tiket KA hingga 60%, Konser JKT48 dan Kahitna di JICC Jakarta

Arum Lestiana menuturkan, sorotan negatif WNI di Jepang belum lama ini bisa menjadi ilustrasi yang menggambarkan hal itu. Isu tersebut menjadi liar seiring influencer Neo Japan atau Dian Kusuma dalam konten videonya, mengaku ditelepon pejabat formal Jepang yang curhat tentang perilaku negatif sebagian WNI di Jepang.

Selepas itu, Neo Japan kemudian menyatakan kekhawatirannya atas kemungkinan Jepang menutup akses pekerja dari Indonesia bila masalah yang disebutkannya terus berulang.

Setelah perkataannya menjadi isu nasional dan viral di kalangan masyarakat Jepang, lanjut Arum Lestiana, Neo Japan mengatakan dirinya telah mengada-ada bahwa orang yang meneleponnya ternyata bukan dari pejabat formal Jepang.

Arum Lestiana merasa heran dengan kabar mengada-ada Neo Japan mengaku menerima telepon dari pejabat formal Jepang yang mengungkapkan perasaan tidak senang terhadap perilaku sebagian WNI di Jepang.

Baca Juga: Tangani Cedera Bahu dengan Teknologi Modern, dr. Jefri Sukmawan Ungkap Kunci Pemulihan Optimal di RS Premier Bintaro

“Berkaca dengan kasus ini, KBRI sepatutnya memberi pemahaman terhadap WNI yang menyebar kabar tanpa mempedulikan nasib sesama warga Indonesia di Jepang,” tutur Arum Lestiana.

Kejadian tersebut, lanjut dia, menjadikan pekerja migran Indonesia dan keluarganya di tanah air menjadi resah. Begitu juga masyarakat yang ingin menggantungkan mimpinya mencari rezeki berangkat kerja ke Jepang.

“Etika digital menjadi kebutuhan bersama WNI migran di Jepang yang harus dijaga. Kami berharap KBRI di Jepang tidak menyikapi hal ini dengan “angin lalu” karena berpotensi dapat menjangkiti banyak WNI di luar negeri lainnya,” ujar Arum Lestiana. []

Related posts