Dari Bantul untuk Indonesia: 9.000 Guru Bergerak Lawan Perundungan Anak di Sekolah

  • Whatsapp
Cegah perundungan
9.000 Guru dan Tenaga Kependidikan Bantul Bersatu Cegah Kekerasan di Sekolah (Pemkab Bantul)

BacaJogja – Sabtu pagi, Stadion Sultan Agung Bantul dipenuhi lautan manusia berseragam batik. Lebih dari 9.000 pendidik dan tenaga kependidikan dari berbagai sekolah dasar hingga menengah memenuhi tribun dan lapangan utama. Bukan untuk menyaksikan pertandingan, melainkan menghadiri Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang digelar Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Bantul, Sabtu (11/10/2025).

Acara akbar ini menjadi momentum penting bagi dunia pendidikan di Bantul. Di tengah derasnya arus digitalisasi dan perubahan sosial, isu kekerasan dan perundungan di sekolah menjadi perhatian serius. Kepala Disdikpora Bantul, Nugroho Eko Setyanto, menegaskan pentingnya peran guru dalam membangun ruang belajar yang aman dan menyenangkan bagi anak-anak.

Read More

“Kita tentu tidak ingin anak-anak kita mengalaminya. Kita ingin mereka belajar dengan tenang, nyaman, dan menyenangkan,” ujar Nugroho dalam sambutannya.

Baca Juga: Viral! Mobil Sri Sultan Diminta Menepi oleh Patwal demi Kelancaran Para Pejabat yang Melintas

Kesadaran ini sejalan dengan visi Kabupaten Bantul untuk menjadi Kabupaten Layak Anak, yang menempatkan perlindungan terhadap anak sebagai prioritas utama. Dalam arahannya, Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, mengapresiasi dedikasi para guru dan tenaga kependidikan yang terus berperan besar dalam kemajuan pendidikan di wilayahnya.

“Kita tidak ingin ada kekerasan dan perundungan yang terjadi kepada anak-anak kita. Ini merupakan peran dan tanggung jawab kita bersama, terutama para tenaga pendidik,” tegas Halim di hadapan ribuan peserta.

Tak hanya berbicara soal pencegahan kekerasan, Halim juga mengajak para pendidik untuk menanamkan nilai-nilai Satriya dalam proses belajar mengajar. Nilai tersebut diharapkan mampu membentuk peserta didik yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki kecerdasan emosional, sosial, dan spiritual yang kuat.

Baca Juga: Ketika Warga Menjadi Penyelamat: Kisah Kakek yang Hidup Terlupakan di Rumah Kosong Bantul

“Anak-anak perlu dibimbing menjadi pribadi yang satriya: berani, jujur, tangguh, dan berakhlak baik. Itulah fondasi karakter yang akan melahirkan generasi unggul Bantul di masa depan,” tambah Halim.

Sebagai bagian dari kegiatan pembinaan, juga dilakukan sosialisasi Senam Anak Indonesia Hebat, sebuah inisiatif dari Kementerian Pendidikan yang mendukung 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat. Gerakan ini diharapkan mampu menumbuhkan semangat, disiplin, dan kesehatan jasmani para siswa.

Dengan kegiatan ini, pemerintah daerah berharap para pendidik Bantul semakin memiliki kesadaran, kemampuan, dan komitmen dalam menciptakan lingkungan belajar yang aman, ramah anak, dan bebas dari kekerasan.

Bukan sekadar pembinaan, kegiatan ini menjadi simbol kebersamaan ribuan guru yang bertekad menjaga masa depan generasi muda Bantul agar tumbuh dalam suasana sekolah yang penuh kasih dan menghargai kemanusiaan. []

Related posts