De Tjolomadoe Karanganyar: Transformasi Pabrik Gula Jadi Ikon Wisata Heritage Jawa Tengah

  • Whatsapp
Pabrik Gula De Tjoloamadoe
De Tjolomadoe di Karanganyar, Jawa Tengah, kini menjadi ikon wisata heritage yang menyimpan jejak panjang sejarah industri gula di Indonesia. (Ist)

BacaJogja – De Tjolomadoe di Karanganyar, Jawa Tengah, kini menjadi ikon wisata heritage yang menyimpan jejak panjang sejarah industri gula di Indonesia. Dulunya, kawasan ini merupakan Pabrik Gula Colomadu yang dibangun pada abad ke-19 di masa pemerintahan Mangkunegaran. Selama puluhan tahun, pabrik ini menjadi saksi kejayaan industri gula di wilayah Surakarta dan sekitarnya.

Namun, roda produksi berhenti berputar pada tahun 1998. Setelah bertahun-tahun terbengkalai, kompleks pabrik tua itu akhirnya menjalani revitalisasi besar-besaran dan resmi dibuka kembali pada tahun 2018 dengan nama “De Tjolomadoe”. Transformasi ini tidak hanya mempertahankan arsitektur kolonial khas abad ke-19, tetapi juga menghadirkan ruang publik yang edukatif dan artistik.

Read More


Menyatu dengan Sejarah dan Edukasi

Di dalam museum De Tjolomadoe, pengunjung bisa melihat langsung mesin-mesin pabrik gula asli yang masih terawat. Beberapa ruangan menampilkan pameran interaktif yang menceritakan proses produksi gula dan kisah sosial-ekonomi masyarakat masa lalu.

Baca Juga: Baki Restaurant Yogyakarta: Hadirkan Fusi Kuliner Nusantara Elegan untuk Gaya Hidup dan Bisnis Berkelas

“De Tjolomadoe memberi saya pengalaman sejarah edukatif yang kuat dan menyentuh, karena mesin-mesin pabrik yang terawat membuat cerita produksi gula terasa hidup. Tidak hanya itu, De Tjolomadoe juga sempat dihiasi dengan artefak benda purbakala dari Museum Sangiran yang sangat bermanfaat bagi ilmu pengetahuan,” ujar Dani Satria (34), pengunjung asal Karanganyar sekaligus founder Swadaya27.com, Jumat (17/10/2025).

Dani menambahkan, keberadaan De Tjolomadoe memberi nilai penting bagi pelestarian sejarah dan dapat dikembangkan menjadi sarana edukasi publik lintas generasi.

Kini, kawasan De Tjolomadoe tidak hanya sekadar museum. Di dalamnya terdapat Tjolomadoe Concert Hall, ruang serbaguna, kafe, serta gerai retail yang menjadi wadah kegiatan budaya dan ekonomi kreatif lokal. Penataan tersebut menjadikan De Tjolomadoe sebagai destinasi terpadu—pengunjung bisa belajar sejarah sekaligus menikmati konser musik, pameran seni, dan kuliner khas Jawa Tengah di satu tempat.

Baca Juga: Viral ABG Balap Liar Nyangkut di Pagar SMPN 6 Klaten

“Selain nilai historisnya, saya juga melihat potensi ekonomi kreatif yang besar di sini. Acara seni dan pameran lokal bisa memberi ruang tumbuh bagi komunitas kreatif. Pelestarian seperti ini perlu terus didukung oleh sinergi pemerintah, swasta, dan masyarakat setempat,” imbuh Dani.

Destinasi Ramah Keluarga

De Tjolomadoe buka setiap hari sekitar pukul 09.00–17.00 WIB, dengan harga tiket yang bervariasi tergantung paket kunjungan. Fasilitasnya cukup lengkap, mulai dari area parkir luas, toilet bersih, hingga ruang ibadah. Hal ini membuat De Tjolomadoe cocok menjadi destinasi wisata keluarga, pelajar, maupun rombongan studi sejarah.

Pengunjung disarankan untuk mengecek informasi resmi melalui kanal De Tjolomadoe sebelum berkunjung, karena jam operasional dan harga tiket bisa berubah sewaktu-waktu.

Transformasi De Tjolomadoe menjadi ikon wisata heritage di Karanganyar adalah bukti nyata bahwa pelestarian sejarah bisa berjalan seiring dengan perkembangan zaman. Revitalisasi bangunan industri tua ini berhasil menciptakan ruang publik yang berdaya edukatif, ekonomis, sekaligus inspiratif.

De Tjolomadoe kini bukan hanya tempat untuk mengenang masa lalu, tetapi juga laboratorium budaya yang menghidupkan semangat kreatif dan pariwisata berkelanjutan di Jawa Tengah. []

Related posts