Sleman – Meski ada larangan mudik, namun masih banyak yang melakukannya. Seperti yang terjadi di pos penyekatan Tempel, Kabupaten Sleman. Mereka terpaksa disuruh putar balik agar tidak masuk Yogyakarta dari arah utara ini.
Kepala Pos Penyekatan Tempel, Sleman, Iptu Sanika Yuli Pramodani mengatakan, pada hari kedua sebanyak 550 kendaraan yang diperiksa pada Jumat, 7 Mei 2021. Dari jumlah itu, 87 kendaraan diminta putar balik. Alasannya karena tidak bisa menunjukkan surat izin keluar masuk daerah.
Baca Juga:
Menurut dia, masih ditemukan pelanggaran pada hari kedua ini. Salah satunya banyak kendaraan yang masuk wilayah Yogyakata tidak memenuhi persyaratan perjalanan yang dikecualikan. “Dari 550 kendaraan, yang kami minta putar balik ada 87 kendaraan,” katanya, Jumat 7 Mei 2021.
Menurut dia, untuk pemeriksaaan di Pos Penyekatan Tempel ini, petugas dibagi tiga shift, per shift selama delapan jam. Petugas yang bertugas merupakan petugas gabungan TNI-Polri, Dishub, Satpol PP dan Dinkes Sleman.
“Kendaraan yang putar balik itu, kebanyakan dari luar daerah seperti AD, AA, AG dan B. Kami minta mereka putar balik karena alasannya mudik”
Kasatlantas Polres Sleman, Ajun Komisaris Polisi Anang Tri Nuvian mengatakan pada hari kedua penyekatan, tercatat 300 kendaraan yang dipaksa putar balik. Ratusan kendaraan tersebut saat melintas di dua pos penyekatan yakni di pintu masuk bagian utara atau Tempel pintu masuk dari arah timur yakni Prambanan.
Kendaraan yang disuruh putar balik sebagian besar berasal dari pelat nomor luar Yogyakarta, seperti Jawa Tengah, Jawa Timur maupun Jakarta. “Kendaraan yang putar balik itu, kebanyakan dari luar daerah seperti AD, AA, AG dan B. Kami minta mereka putar balik karena alasannya mudik,” katanya.
Baca Juga:
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perhubungan, (Dishub) Sleman Arip Pramana mengatakan, selain menyekat di perbatasan, untuk menghalau pemudik juga dilaksanakan pengawasan di jalur-jalur alternatif. Untuk itu hari kedua larangan mudik, bersama Satpol PP Sleman juga melaksanakan patroli secara mobile. Di antaranya di Blaburan, yang menjadi rute alternatif Sleman-Magelang.
“Dari operasi ini menjaring satu kendaraaan, plat nopol luar daerah yang dicurigai sebagai pemudik. Namun setelah diperiksa ternyata pekerja laju. Untuk itu, pengawasan secara mobile akan terus dilakukan,” ungkapnya. []