Jakarta – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat melaporkan perkembangan data terkait banjir di wilayah Kabupaten Kapuas Hulu yang mana sebanyak 6.165 KK atau 14.889 warga yang tinggal di 47 desa telah terdampak.
Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan, BNPB telah melihat bahwa Kabupaten Kapuas Hulu merupakan wilayah yang memiliki tingkat risiko banjir sedang hingga tinggi. “Memiliki catatan sebanyak delapan kejadian banjir selama 2020, sebagaimana menurut monitoring inaRisk dan Data dan Informasi Bencana Indonesia (DIBI),” katanya, Jumat, 16 Juli 2021.
Baca Juga:
Data inaRisk menyebutkan ada sebanyak 25 kecamatan yang berpotensi terdampak dengan luas wilayah mencapai 80.282 hektar. DIBI telah mencatat selama kurun 2020 ada sebanyak 20.055 rumah terendam banjir dan 138.357 jiwa yang terdampak.
Adapun sebaran wilayah korban yang terdampak antara lain; 1.147 KK/4.112 jiwa di Kecamatan Hulu Gurung, 649 KK/2.589 jiwa di Kecamatan Silat Hulu, 3.879 KK/6.537 jiwa di Kecamatan Boyang Tanjung, 190 KK/569 jiwa di Kecamatan Pengkadan, 118 KK/472 jiwa di Kecamatan Bunut Hulu dan 182 KK/610 jiwa di Kecamatan Silat Hilir.
“Memiliki catatan sebanyak delapan kejadian banjir selama 2020, sebagaimana menurut monitoring inaRisk dan Data dan Informasi Bencana Indonesia (DIBI)”
Menurut dia, berdasarkan laporan yang sudah diterima, BPBD Kapuas Hulu mencatat kerugian materil sementara akibat banjir meliputi 961 unit rumah dan 55 unit fasilitas umum terdampak di Kecamatan Hulu Gurung.
Di Kecamatan Silat Hulu ada sebanyak 10 rumah roboh, 427 lainya terendam, 25 fasilitas umum terdampak, 1 fasilitas pendidikan, 1 perpustakaan, 1 kantor desa, 2 masjid, 1 fasilitas kesehatan, 1 balai posyandu dan 1 unit gedung serbaguna terdampak. Selanjutnya sebanyak 2.097 rumah dan 54 fasilitas umum terdampak di Kecamatan Boyan Tanjung. Kemudian ada 217 unit rumah dan 7 fasilitas umum terdampak di Kecamatan Pengkadan dan 150 unit rumah terendam di Kecamatan Silat Hilir.
Dia mengatakan, berdasarkan asesmen sementara tim BPBD Kabupaten Kapuas Hulu, kebutuhan yang mendesak dalam penanganan darurat antara lain perbaikan kerusakan fasilitas umum yang rusak akibat banjir tersebut, tempat pengungsian sementara, kebutuhan dasar pangan seperti makanan pokok, makanan siap saji, makanan tambahan, makanan pelengkap, MP ASI, air minum dan air bersih.
Baca Juga:
Warga terdampak juga membutuhkan kebutuhan dasar sandang meliputi family kit, selimut, sarung, daster, pakaian dewasa/anak, handuk, pembalut wanita, perlengkapan mandi dan alas tidur. “Kemudian juga kebutuhan kesehatan, sumber daya manusia, peralatan, obat-obatan, bahan pakai habis dan kesehatan lingkungan,” ungkapnya.
Adapun Kebutuhan darurat lainnya meliputi air bersih dan MCK/Sanitasi, jerigen air, sarana angkutan logistik dan utilitas lainnya seperti BBM, listrik dan jaringan telekomunikasi. Berdasarkan laporan yang diterima Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per Kamis, 15 Juli 2021 pukul 23.05 WIB, tim BPBD Kabupaten Kapuas Hulu masih berada di lapangan untuk terus melakukan pendataan lebih lanjut. []