Rifki Listianto: Perlu Standarisasi Pelayanan Wisata di Kota Yogyakarta

  • Whatsapp
Rifki Listianto
Anggota DPRD Kota Yogyakarta Rifki Listianto. (Foto: Istimewa)

BacaJogja – Yogyakarta dikenal sebagai kota tujuan wisata. Industri pariwisata menjadi lokomotif jalannya perekonomian. Untuk memaksimalkan perekonomian warga, perlu meningjatkan faktor pendukungnya.

Anggota DPRD Kota Yogyakarta Rifki Listianto mendorong Pemkot untuk meningkatkan faktor pendukung wisata. Selain infrastruktur faktor pendukung wisata yang tidak boleh diabaikan ialah standarisasi pelayanan wisatawan.

Read More

Umroh akhir tahun

“Standar pelayanan ini sangat penting agar setiap wisatawan yang datang memperoleh kesan yang baik sehingga tertarik untuk terus berkunjung ke Jogja bahkan memperpanjang masa kunjungan di kota ini,” katanya.

Baca Juga: Profil Sumadi, Penjabat Wali Kota Yogyakarta

Untuk itu, kata Rifki, baik destinasi wisata, pedagang kuliner, oleh-oleh dan cinderamata, tukang becak, kusir andong serta semua pelaku wisata, harus memenuhi standar pelayanan yang disepakati bersama. Pembinaan dari OPD terkait pun perlu dilakukan secara berkesinambungan.

“Tindakan nuthuk harga atau hal lain yang merusak citra kota wisata harapannya tidak terjadi,” ujar Anggota Fraksi PAN ini.

Rifki mengatakan, selain itu tidak sedikit pula wisatawan yang berburu aneka kuliner ketika berkunjung di Kota Jogja. Baik kuliner khas Jogja maupun kuliner lain yang dijajakan oleh masyarakat. Sehingga keamanan dan kehalalan produk kuliner harus terjamin.

Baca Juga: Sri Sultan Resmi Lantik Pj Wali Kota Yogyakarta dan Bupati Kulon Progo

“Seperti misalnya ada label halal yang tertera jelas. Bagi kuliner yang mengandung Babi pun harus ditonjolkan gambar hewan tersebut. Tidak sekadar bertuliskan ‘B1’ atau ‘B2’ supaya menjaga kenyamanan semua pihak,” urainya

Terkait potensi ekonomi di sektor industri pariwisata, Rifki yang duduk di Wakil Ketua Komisi B turut prihatin dengan angka gini ratio atau ketimpangan pendapatan warga yang masih tinggi. Apalagi gini ratio justru banyak ditemukan di wilayah yang menjadi pusat kunjungan wisatawan. Hal itu menunjukkan belanja wisatawan belum dirasakan merata oleh warga sekitar.

Baca Juga: Corona Mereda, Warga Tak Wajib Pakai Masker di Kota Yogyakarta

Dirinya pun berharap ada sentra-sentra UMKM yang dibangun di berbagai lokasi strategis guna memasarkan produk lokal. Di samping itu, kampung wisata yang dikelola masyarakat baik berupa stimulan bagi pengelola, fasilitasi atraksi wisata hingga pelibatan dalam berbagai promosi wisata.

“Faktor pendukung wisata harus benar-benar diperhatikan secara serius supaya wisatawan semakin nyaman serta warga kota pun memperolah manfaat,” tandas Rifki. []

Related posts