BacaJogja – Gulali adalah suatu makanan yang terbuat dari gula yang dimasak dan diberi pewarna makanan. Kemudian dibentuk atau dicetak berbagai macam karakter seperti bunga mawar, lolipop, ayam, hati dan masih banyak lagi.
Jajanan ini erbilang jadul (jaman dulu). Keberadaannya sudah ada sejak puluhan tahun lalu. Walaupun sudah ada sejak lama, hingga sekarang gulali jadul ini masih banyak peminatnya.
Baca Juga: Mengintip Jajanan Intip Goreng Legendaris Mbok Poer di Klaten
Meski masih banyak peminat, namun jajanan manis ini sudah susah ditemukan. Bisa menemukan hanya pada tempat dan daerah tertentu saja, salah satunya di Pasar Beringharjo.
Di pasar terbesar di DIY ini, penjual Gulali Jadul bernama Jejen. Dia asli dari Garut, Jawa Barat. Saat ini berdomisili di Sayidan, Kemantren Gondomanan, Kota Yogyakarta.
Baca Juga: Kisah Mbah Kalim, Penjual Kue Coro Bikang di Yogyakarta
Jejen sudah merantau dari Garut ke Kota Gudeg dan menjual gulali jadul ini sudah lebih dari 10 tahun. Dia menjajakan jajananya setiap hari, mulai pukul 08.00 sampai pukul 16.00 di sekitar Pasar Beringharjo.
Salah satu yang menjadi khasnya, Jejen berjualan dengan menggunakan gerobak pikul. Di dalamnya ada adonan gulali dan sudah siap untuk dibentuk di sebuah bambu tusuk layaknya tusuk sate.
Baca Juga: Semangat Pak Hasim, 20 Tahun Jualan Telur Puyuh Dadar Keliling di Yogyakarta
Gulali jadul ini ada dua warna, cokelat dan merah muda. Untuk harganyaa cukup hanya dengan Rp5.000 per item. “Kalau warna cokelat ini asli dari gula, sedangkan warna merah mudanya itu dari pewarna makanan,” ujar Jejen.
Artikel dikirim oleh Rizki Rahmadita, Mahasiswa ASMI Santa Maria Yogyakarta Prodi Public Relations