Semarak Jogja Cross Culture 2024 di Jalan Malioboro Yogyakarta

  • Whatsapp
Jogja Cross Culture
Gelaran event Jogja Cross Culture 2024 di Malioboro Yogyakarta. (Istimewa)

BacaJogja – Gelaran Jogja Cross Culture (JCC) kembali digelar untuk keenam kalinya di sepanjang Jalan Malioboro pada Sabtu (25/5/2024). Event tahunan ini pun berlangsung semarak.

Kali ini JCC 2024 mengangkat tema Rikat Rakit Raket dengan menyajikan belasan panggung yang masing-masing dikelola seniman dari 14 kemantren. Sepanjang Jalan Malioboro terasa lebih menarik dengan adanya pertunjukan seni di banyak titik.

Read More

Umroh liburan

Baca Juga: Jadwal 25 Perjalanan KA Bandara dari Stasiun Tugu Yogyakarta ke Bandara YIA

“Ini menjadi hiburan menarik dan gratis untuk wisatawan atau warga sekitar. Harapannya bisa terus berlanjut, dengan konsep yang semakin menarik,” ungkap Toni, wisatawan asal Semarang.

Penjabat Wali Kota Yogyakarta Sugeng Purwanto mengatakan, tema Rikat Rakit Raket mempunyai filosofi atas suatu proses yang menjadi doa bagi semua pihak, perihal pengalaman artistik melalui kegiatan Jogja Cross Culture.

Baca Juga: Spesifikasi dan Harga Pesawat Tanpa Awak Palapa S-1 dan S-2 Karya Guru Besar UGM

“Rikat, bermaknakehidupan masyarakat di Kota Yogyakarta yang selalu bergerak dan bekerja cepat. Kemudian Rakit, berarti berproses saling melengkapi dan menyempurnakan, serta Raket, yaitu kebersamaan yang saling mendukung,” katanya.

Dia berharap Jogja Cross Culture dapat menjadi salah satu ikon promosi dan peluang bagi pelaku usaha, juga masyarakat pemerhati seni budaya di Yogyakarta. “Harapannya dapat membawa ekonomi Kota Yogyakarta naik tingkat, hingga dapat jauh lebih kuat lagi dari sebelumnya,” katanya.

Baca Juga: Profil Pj Wali Kota Yogyakarta Sugeng Purwanto

Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta Yetti Martanti menjelaskan, konsep JCC 2024 berbeda dengan tahun sebelumnya. Disajikan 15 panggung, dengan 1 panggung utama dan 14 lainnya yang dikelola tiap kemantren di sepanjang Jalan Malioboro sejauh 1,2 kilometer.

“Ini merupakan laboratorium seni juga ruang ekspresi bersama, yang menghadirkan kolaborasi antara para seniman lokal dari 14 kemantren di Kota Yogya, sekaligus menjadi panggung terpanjang untuk menampilkan potensi yang dimiliki setiap wilayah,” jelasnya.[]

Related posts