BacaJogja – Langensekar bukan sekadar tradisi, melainkan sebuah langkah nyata untuk melestarikan dan mengimplementasikan nilai-nilai budaya Jawa di era modern. Tradisi opera tradisional ini, yang dikenal dengan Langensekar, memiliki potensi besar untuk go international sebagai bagian dari upaya menjaga warisan budaya.
Pernyataan ini disampaikan oleh Rektor Universitas Widya Mataram (UWM), Prof. Dr. Edy Suandi Hamid, M.Ec., saat membuka Festival Langensekar tingkat Kota Yogyakarta di Pendopo Ndalem Mangkubumen Kampus 1 UWM, Minggu, 22 September 2024 malam.
Baca Juga: ‘Gronjalan Sewu’ di Jalan Letjen Suprapto Yogyakarta Viral dan Bikin Kesal Pengendara
Festival Langensekar kali ini merupakan hasil kerjasama antara Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta dengan UWM, yang juga menjadi bagian dari rangkaian perayaan Dies Natalis ke-42 UWM. Sebanyak 14 kemantren turut serta dalam festival ini, menampilkan opera tradisional Jawa berupa mocopat yang diperuntukkan bagi siswa setingkat SMP.
Hadir dalam acara tersebut sejumlah pejabat dan tokoh penting, seperti Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta, Yetti Martanti, S.Sos., M.M., Sekretaris Daerah Kota Yogyakarta, Ir. Aman Yuriadijaya, M.M., dan beberapa pimpinan UWM. Acara ini juga dihadiri masyarakat setempat dan perangkat desa di sekitar Kampus 1 UWM.
Baca Juga: Relawan Anies Resmi Dukung Abdul Halim Muslih di Pilkada Bantul 2024
Dalam sambutannya, Prof. Edy mengapresiasi kerjasama ini sebagai bentuk nyata kepedulian UWM, kampus berbasis budaya, terhadap pelestarian budaya Jawa. Ia juga menyinggung bahwa Ndalem Mangkubumen, lokasi acara, akan segera berpindah fungsi karena UWM akan pindah ke Kampus Terpadu di Banyuraden awal tahun depan.
Pelestarian Budaya melalui Festival Langensekar
Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta, Yetti Martanti, menyatakan bahwa Festival Langensekar adalah ajang kompetisi terbuka antar kemantren, di mana setiap peserta menampilkan potensi dan kualitas seni di Kota Yogyakarta. “Kegiatan ini merupakan upaya pelestarian budaya yang menjadi pilar ketahanan budaya, sekaligus membentuk karakter generasi muda melalui cerita Panji,” ujar Yetti.
Sementara itu, Sekda Kota Yogyakarta, Aman Yuriadijaya, menekankan pentingnya sinergi antara UWM, Dinas Kebudayaan, dan para pelaku budaya dalam menjaga ekosistem budaya. “Festival ini menunjukkan bahwa kelestarian budaya dapat dibangun secara terstruktur dan terukur, dan pemahaman budaya sejak dini sangat penting dalam menjaga kekayaan budaya kita,” jelasnya.
Festival Langensekar di UWM menjadi simbol kuat dari kolaborasi antara dunia pendidikan, pemerintah, dan masyarakat dalam melestarikan budaya Jawa, terutama bagi generasi muda. []