BacaJogja – Di balik Balai Desa Banjarejo, Kecamatan Gabus, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, berdiri sebuah bangunan sederhana namun sarat makna: Museum Banjarejo. Meski berukuran hanya 6×9 meter, museum ini menyimpan lebih dari 1.400 koleksi fosil fauna purba dan artefak bersejarah, menjadikannya sebagai destinasi edukatif yang unik dan inspiratif.
Museum ini diresmikan pada Agustus 2022, bersamaan dengan Museum Situs Gajahan Sendang Gandri. Di dalamnya, pengunjung dapat menemukan gading stegodon, kerangka kerbau purba, hingga ratusan artefak peninggalan era Hindu-Buddha dari masa Pleistosen. Meski kecil, desain interior museum dirancang dengan tampilan modern—dilengkapi display LED, papan edukasi, serta mural ilustrasi hewan purba dan panorama sejarah desa.
Baca Juga: Inovasi Yogyakarta: Penggerobak Dapat Hadiah jika Bawa Sampah Terpilah Bebas Plastik
Dani Satria, founder aplikasi Swadaya27.com, mengaku terkesan saat mengunjungi museum ini. “Saya melihat Desa Banjarejo sangat mampu membangkitkan potensi daerahnya. Bahkan di balai desa pun ada sebuah museum purbakala, ini sangat luar biasa,” ujar Dani saat berkunjung, Rabu (23/07/2025).
Ia bahkan menyebut Museum Banjarejo sebagai inspirasi dalam mendirikan Balai Konservasi Artefak Desa (BKAD). “Menurut saya, museum ini adalah bangunan edukatif yang sangat inspiratif. Luar biasa,” tambahnya.
Baca Juga: Operasi Patuh Progo 2025: 356 Pelanggaran di DIY, Dominan Tilang Manual dan STNK Mati
Tak hanya menjadi pusat pembelajaran sejarah dan prasejarah, Museum Banjarejo juga membuka peluang ekonomi melalui sektor wisata desa. Dengan tiket masuk hanya Rp 3.000, museum ini buka setiap hari pukul 08.00–16.00 dan menarik minat pelajar, peneliti, hingga wisatawan umum yang ingin mengenal jejak masa lalu Grobogan. []