Jakarta – Data kementerian dan lembaga di Indonesia diduga kembali dibobol. Pelakunya hacker China yang mengaku sebagai Mustang Panda.
The Record berdasarkan laporan dari Insikt Group, divisi riset ancaman siber milik Recorded Future menyatakan bahwa grup hacker Mustang Panda adalah kelompok hacker dengan aksi spionase siber di Asia Tenggara. Insikt menemukan bahwa pada bulan April 2021, ada malware PlugX dari Mustang Panda di dalam jaringan pemerintah Indonesia.
Menyikapi bobolnya data Kementerian Lembaga ini, Anggota Komisi I DPR RI yang membidangi pertahanan dan informaka, Sukamta, mengatakan, meminta pemerintah harus serius melindungi situs dan data-data strategis. “Bobolnya data kementrian dan lembaga ini harus menjadi perhatian serius oleh pemerintah khususnya BSSN dan Kominfo untuk menjaga dan melindungi dunia siber kita,” ungkapnya, Senin, 13 September 2021.
Baca Juga: Anggota Komisi I DPR Sukamta Resmikan Empat Titik WiFi Gratis di Kulon Progo
Dia sejak lama mengaku khawatir, saat data-data dunia bisnis dan kesehatan bocor, bukan berarti bidang politik tidak ada kebocoran. “Ini hanya soal waktu saja, kapan akan terungkap kebocoran datanya,” ungkapnya dalam pesan tertulisnya Senin, 13 September 2021.
Doktor lulusan Inggris ini meyakini serangan hacker di bidang politik lebih kuat dari pada ekonomi, kesehatan dan sosial. Menurutnya harus dilakukan evaluasi, kemudian pembenahan tata kelola data dan dunia siber di Indonesia secara menyeluruh.
“Pengamanan situs dan data di Indonesia harus diseriusi oleh pemerintah. Kasus pembobolan jutaan data telah berulang kali namun pemerintah dalam hal ini Kominfo sebagai kementerian leading sector yang bertanggung jawab terhadap data dan informasi seperti macan ompong,” jelasnya.
Baca Juga: Respons Aplikasi Pedulilindungi di Yogyakarta Lemot, Begini Masukan Pemda DIY ke Pusat
Sukamta menyebut Kominfo aumannya kencang tapi tidak bisa menggigit. “Kasus penipuan online, pembobolan jutaan data seperti angin lalu tak jelas arahnya. Kominfo sebatas bisa memblokir situs-situs porno, judi, penipuan, SARA dan lain-lain,” ujarnya.
Ketua DPP PKS Bidang Pembinaan dan Pengembangan Luar Negeri ini juga memberi sebuah catatan lain yaitu mengenai maraknya serangan hacker berasal dari China. Serangan secara massif di berbagai negara yang menjalin kerja sama ekonomi seperti Indonesia saat ini penting untuk diperhatikan.
Baca Juga: Catatan Menteri Luhut saat Mengunjungi Solo Raya dan Yogyakarta
Dia mengatakan, Indonesia bekerja sama dengan China di bidang ekonomi, namun menjadi aneh ketika data-data strategis di Kementerian dan Lembaga disasar hacker China. “Apakah ini murni peretasan untuk tujuan prestise dan ekonomis bagi nama kelompok hacker atau peretasan ini terjadi secara terstruktur dengan tujuan selain ekonomi,” katanya.
Menurut Sukamta, spionase oleh Mustang Panda ini kemungkinan juga bukan satu-satunya upaya pembobolan data-data strategis. Bisa jadi ada yang lain, namun belum terungkap. Maka tugas BSSN ialah menangkalkan dan mengungkap setiap spionase data strategis Indonesia agar kasus-kasus pembobolan data bisa tuntas. “Bila ditemukan ini spinonase yang direncanakan, Pemerintah Indonesia perlu melakukan protes kepada Pemerintah China,” ungkapnya. []