Catat! TPA Piyungan Tutup 45 Hari, dari 23 Juli – 5 September 2023

  • Whatsapp
TPA Piyungan
Kondisi TPA Piyungan di Bantul Yogyakarta (Foto: Istimewa)

BacaJogja – Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan selama satu bulan lebih tutup, tidak melayani pembuangan sampah dari tiga daerah, yakni Kota Yogyakarta, Sleman dan Bantul. Penutupan TPA Piyungan mulai 23 Juli hingga 5 September 2023.

Berdasarkan pengalaman penutupan TPA Piyungan, banyak sampah berserakan di sejumlah sudut, baik di permukiman maupun di pinggir jalan. Belum lama ini, TPA Piyungan ditutup satu minggu saja, sampah menggunung di Kota Yogyakarta, terutama sekitar pasar tradisional.

Read More

Sekretaris Daerah (Sekda) DIY Beny Suharsono sudah mengeluarkan surat edaran mengenai penutupan ini. Dalam surat tersebut disebutkan bahwa penutupan TPA Piyungan karena sudah sangat penuh. Lokasi zona eksisting TPA Piyungan sudah melebihi kapasitas.

Baca Juga: Gerakan Zero Sampah Anorganik Kota Yogyakarta Tekan 87 Ton ke TPA Piyungan

“Maka pelayanan sampah di TPA Piyungan tidak dapat dilakukan mulai tanggal 23 Juli 2023 sampai 5 September 2023,” demikian keterangan Sekda DIY dalam surat edaran tersebut.

Surat edaran bernomor 658/812 tentang Penutupan Pelayanan TPA Regional Piyungan dikirimkan kepada kepala dinas lingkungan hidup di tiga daerah, yakni Kota Yogyakarta, Sleman dan Bantul serta Ketua Sekterariat Bersama Kota Yogyakata, Sleman dan Bantul (Sekber Kartamantul).

Baca Juga: Pemda DIY Tetapkan Pengembangan TPA Regional Piyungan 58.665 Meter Persegi

“Mohon kerja sama kabupaten dan kota untuk langkah-langkah penanganan sampah secara mandiri di wilayah masing-masing,” tulis Sekda DIY.

Sejumlah pihak sudah menerima surat edaran tersebut. Salah satu paguyuban pengepul sampah TPA Piyungan. “Ya, kami sudah menerima surat edaran penutupan TPS Piyungan,” kata Genjik, warga Jati, Wonokromo, Pleret, Bantul.

Baca Juga: Warga Sepakat Membuka Kembali TPST Piyungan Bantul

Menurut dia, paguyuban langsung melakukan rapat membahas persoalan ini. Salah satunya berkaitan dengan nasib mereka selama dua bulan lebih tidak dapat memungut sampah dari rumah tangga untuk dibuang ke TPA Piyungan.

“Mumet, selama penutupan berarti kami tidak mengambil sampah rumah tangga, otomatis kami tidak mendapatkan penghasilan,” ungkapnya.

Genjik sendiri punya banyak pelanggan rumah tangga agar sampahnya diambil. Biasanya tiap dua kali dalam sepekan mengambil sampah dari rumah tangga. Untuk honornya Rp25.000-Rp30.000 per rumah tangga setiap bulan. []

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *