Warga Gagan Gunungkidul Bersama DMC Dompet Dhuafa Gulirkan Konservasi dan Ketersediaan Air

  • Whatsapp
air belik gunungkidul
Sukiana, warga Dusun Gagan, Gunungkidul bersama DMC Dompet Dhuafa menggulirkan konservasi dan kelestarian ketersediaan air. (Foto: Istimewa)

BacaJogja – Sukiana, warga Dusun Gagan, Desa Pengkol, Kecamatan Nglipar, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta bersama DMC Dompet Dhuafa menggulirkan konservasi dan kelestarian ketersediaan air.

“Kita membuat program air ini bukan untuk bisnis, jadi bersama-sama mencukupi kebutuhan air dari kita sampai anak cucu kita,” ujar Sukiana pada Rabu, 24 Januari 2024.

Read More

Umroh akhir tahun

Sukiana seorang warga yang mengupayakan tersedianya pasokan air untuk warga sekitar dusun. Dusun Gagan terdiri dari 140 KK atau sekitar 4.00an jiwa lebih.

Baca Juga: Dampak Kekeringan, BRI Wonosobo Salurkan Air Bersih 16 Tangki untuk Warga

Dusun Gagan sendiri terdiri dari wilayah bebatuan karst. Wilayah karst adalah daerah yang terdiri atas batuan kapur yang berpori sehingga air di permukaan tanah selalu merembes dan menghilang ke dalam tanah.

Sederhananya dalam wilayah karst, tingkat ketebalan tanah sangat tipis karena bagian bawah tanah sudah terpenuhi bebatuan atau sungai bawah tanah atau gua bawah tanah.

Kondisi ini yang menyebabkan daerah karst rentan terhadap bencana kekeringan, karena sumber air sangat dalam. Bahkan cenderung tidak ada karena sudah mengalir jauh ke dalam sungai bawah tanah atau gua bawah tanah.

Baca Juga: Kekeringan Melanda Yogyakarta, Dompet Dhuafa Salurkan Air Bersih di Gunungkidul dan Bantul

Menurut Sukiana, debit sumurnya tidak cukup, musim kemarau kekurangan air dan musim hujan kelebihan air. “Karena tingkat ketebalan tanah itu terlalu tipis, jadi air hujan yang jatuh ke tanah tidak diresap secara sempurna sampai ke dalam. Karena banyak bebatuan di tempat kami,” jelasnya Sukiana.

Atas dasar ini, Sukinan dan warga Dusun Gagan berusaha segala macam upaya untuk meningkatkan ketersediaan air bersih di wilayahnya. Salah satu upaya tersebut adalah pembuatan belik, sebuah tandon sumber yang terdiri dari ruang penampung air utama. Belik biasanya bersumber dari resapan air sungai yang mengalir.

Di dusun ini sudah ada belik. Terlihat sungai mengalir namun tidak deras. Selain itu pemandangan lahan pertanian yang kosong. Lahan ini tidak layak untuk dimanfaatkan menjadi lahan pertanian karena di bawahnya ada bebatuan. Setiap tanaman yang disiram, dengan cepat tanaman itu kekeringan.

Baca Juga: Banser Pundong Bantul Kirim Tiga Tangki Air Bersih ke Dusun Surotopo

Namun belik yang dibuat mampu menampung sumber air tidak hanya dari resapan air sungai, tetapi juga dari sumber mata air lainnya, dalam hal ini adalah sumur bor. “Tandon sumber (belik) adalah semacam bungker, dengan kapasitas yang mampu untuk mengumpulkan dari beberapa mata air kecil lewat peralon di tiga atau empat titik,” ujar Sukiana.

“Di sini lokasi (belik) dekat dengan sumber air, dan rendah (mampu mengairi air secara grativitasi),” Sukiana.

Pengumpulan air dari beberapa titik, Sukiana dan warga sekitar memanfaatkan teknik gravitasi. Air nantinya mengalir dengan sendirinya ke belik, sehingga meminimalisir penggunaan daya tambahan seperti listrik.

air gunungkidul
Sukiana, warga Dusun Gagan, Gunungkidul bersama DMC Dompet Dhuafa menggulirkan konservasi dan kelestarian ketersediaan air. (Foto: Istimewa)

Namun tidak menutup kemungkinan untuk pemanfaatan airnya, akan dipasang pompa, sehingga air yang sudah terkumpul di belik bisa mengalir ke wilayah-wilayah pemukiman atau rumah warga langsung. “Warga bisa datang langsung ke tandon sumber (belik). Bisa juga ditarik menggunakan meteran air masing-masing (jika dihubungkan),” katanya.

Dia mengatakan, kondisi saat ini jauh lebih baik dibanding empat tahun lalu, di mana warga hanya mengandalkan bantuan dropping air dari pemerintah setempat. Upaya tersebut membantu dalam jangka pendek, namun belum bisa menuntaskan masalah kekeringan dalam jangka panjang.

Baca Juga: Polres Kulon Progo Bersih Sampah Pantai Glagah, Trisik dan Tempat Lain

Saat ini beberapa bantuan sudah masuk, salah satunya adalah Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa. Warga Dusun Gagan bersama DMC Dompet Dhuafa berupaya melakukan program konservasi dan kelestarian ketersediaan air seperti pembuatan Penampungan Air Hujan (PAH) dan juga belik ini.

Sukiana mengatakan, warga bersama dampingan DMC Dompet Dhuafa, punya program menjaga kelestarian ketersediaan mata air. Sudah mulai konservasi penanaman di beberapa tempat dari beberapa jenis tanaman yang bisa menyimpan air, salah satunya pohom gayam, nyamplung, sukun dan lainnya,” ucap Sukiana.

“Selama didampingi DMC kita mendapatkan ilmu untuk menggunakan air secara bijak, kita sudah tidak mengandalkan air tangki. Kita insyallah sudah aman,” tutur Sukiana.

Baca Juga: Daftar Kecamatan di DIY yang Berpotensi Mengalami Kekeringan Meteorologis

Warga Dusun Gagan mengucapkan terima kasih atas dukungan selama ini hingga mengantarkan warga memiliki alternatif dalam mengakses sumber air bersih yang berguna untuk aktivitas sehari-hari.

“Semoga warga Dusun Gagan selalu berada di bawah perlindungan Allah SWT, diberikan juga semangat dan ketabahan dalam menjaga serta melestarikan segala macam sumber daya alam di sekitarnya. Karena Bumi Cuma Satu, Berdaya Sekarang,” ungkapnya. []

Tentang Dmpet Dhuafa

Dompet Dhuafa adalah lembaga filantropi islam yang berkhidmat dalam pemberdayaan kaum dhuafa dengan pendekatan budaya, welasasih (filantropis) dan wirausaha sosial. Menapaki perjalanan lebih dari tiga dekade (30 tahun), Dompet Dhuafa berkontribusi menghadirkan layanan bagi pemberdayaan dan pengembangan umat melalui lima pilar program yaitu pendidikan, kesehatan, ekonomi, sosial kebencanaan, dakwah dan budaya, serta CSR. []

Related posts