BacaJogja – Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terus menunjukkan tren positif. Hingga April 2025, total KUR yang telah disalurkan mencapai Rp1,539 triliun kepada 29.812 debitur. Kabupaten Sleman mencatatkan penyaluran tertinggi dengan total Rp504,23 miliar.
Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (Kanwil DJPb) DIY, Agung Yulianta, menyampaikan bahwa angka ini mencerminkan dukungan konkret pemerintah dalam mendorong pertumbuhan sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), khususnya melalui pembiayaan terjangkau.
“Penyaluran KUR di Sleman menjadi yang tertinggi di DIY, mencapai Rp504,23 miliar untuk 8.670 debitur,” ujar Agung Yulianta dalam siaran pers, Rabu (28/5/2025).
Baca Juga: Teror Geng Motor di Jogja: Iring-iringan Knalpot Blombongan Rusak Kaca Spion Mobil
Sektor perdagangan besar dan eceran menjadi yang paling dominan dalam penyaluran KUR, dengan total Rp584,64 miliar untuk 10.160 debitur. Hal ini menunjukkan bahwa sektor perdagangan tetap menjadi tulang punggung ekonomi daerah.
Bantuan Sosial Berbasis APBN Sentuh Masyarakat DIY
Tidak hanya mendukung UMKM, pemerintah juga menyalurkan berbagai bantuan sosial yang menyasar langsung masyarakat DIY. Program seperti Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), Program Keluarga Harapan (PKH), Yatim Atensi (YAPI), dan bantuan pendidikan tetap digulirkan secara masif hingga April 2025.
Adapun rincian realisasi bantuan sosial tersebut antara lain:
- BPNT: Rp113,78 miliar untuk 189.641 peserta.
- PKH: Rp82,89 miliar untuk 105.486 peserta.
- YAPI: Rp3,16 miliar untuk 7.907 peserta.
- Bantuan Pendidikan (BOS Kemenag): Rp5,81 miliar untuk 6.096 penerima.
“APBN tetap menjadi instrumen penting untuk menjaga kestabilan ekonomi, baik nasional maupun regional,” ujar Agung.
Baca Juga: Panduan Lengkap Puasa Dzulhijjah 2025: Jadwal, Niat, dan Keutamaan Hari Menjelang Iduladha
APBN DIY Tetap Solid, Ekonomi Tumbuh 5,11%
Kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) DIY hingga akhir April 2025 dinyatakan solid dan terjaga. Realisasi belanja negara tercatat sebesar Rp5,95 triliun, sementara pendapatan negara mencapai Rp3,12 triliun. Pertumbuhan ekonomi DIY juga mencatat angka positif sebesar 5,11% secara year-on-year (yoy).
“Pemerintah terus menjadikan APBN sebagai instrumen utama dalam mengakselerasi pertumbuhan ekonomi yang inklusif, memperkuat ketahanan nasional, dan meningkatkan daya saing UMKM. Semua ini bagian dari upaya mewujudkan visi Indonesia Maju 2045,” tegas Agung Yulianta. []






