Kondisi Harga Sembako Jelang Ramadan di Yogyakarta

  • Whatsapp
Pantauan Harga
TPID DIY saat melakukan pemanatauan harga-harga menjelang Ramadan di Pasar Imogiri, Kabupaten Bantul.

Yogyakarta – Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menjelang Ramadan menggelar pemantauan harga dan ketersediaan stok bahan pangan pokok di pasar tradisional. Pantauan dilakukan 22 – 25 Maret 2021 dan akan dilanjutkan menjelang Lebaran.

Kepala Bagian Pengelolaan Stabilitas Perekonomian Daerah, Biro Administrasi Perekonomian dan SDA Setda DIY, Eling Priswanto mengatakan, sejauh ini secara umum belum ditemui lonjakan harga yang signifikan. Beras, kacang tanah, bawang merah relatif stabil.

Read More

Baca Juga:

Komoditas yang mengalami kenaikan antara lain cabe merah keriting dari Rp 46 ribu menjadi 50 ribu per kilogram, cabe rawit merah dari Rp 108 ribu menjadi Rp 110 ribu per Kg, bawang putih sincau dari Rp 21 ribu menjadi Rp 22 ribu. “Bawang putih kating naik Rp 2 ribu, yakni dari Rp 25 ribu menjadi Rp 27 ribu,” katanya saat melakukan pemantauan harga di Pasar Imogiri, Kabupaten Bantul, Senin, 22 Maret 2021.

“Semoga kondisi ini bisa dipertahankan hingga menjelang hari Raya Idul Fitri supaya tidak terjadi lonjakan inflasi”

Pria yang akrab disapa Wawan ini mengatakan, untuk komoditas seperti telur ayam broiler, gula pasir, minyak goreng serta daging sapi relatif stabil tidak mengalami kenaikan. “Semoga kondisi ini bisa dipertahankan hingga menjelang hari Raya Idul Fitri supaya tidak terjadi lonjakan inflasi,” ungkapnya.

Selain memantau harga di Pasar Imogiri, TPID DIY juga melakukan pemantauan di pasar modern, kota, Superindo Cabang Dongkelan. Tidak berbeda jauh dengan pasar Imogiri, harga-harga untuk kebutuhan bahan pokok di pasar modern cukup stabil.

Baca Juga:

Ketersediaan stok dan harga telur di pasar modern hingga saat ini relatif aman, berkisar pada harga Rp 21.600 per Kg. Sedangkan untuk harga cabe dan bawang masih relatif tinggi dibanding pasar tradisional.

Manager Superindo Cabang Dongkelan, Pramudina, mengatakan, kenaikan harga biasanya di pasar tradisional lebih dulu sehari kemudian baru diikuti oleh Superindo. “Karena kami untuk setting harga jual tidak bisa langsung, minimal satu hari sebelumnya,” ungkapnya. []

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *