Petuah Bijak Sri Sultan HB X dari Viral Pecel Lele Malioboro

  • Whatsapp
Sultan HB X
Sri Sultan HB X saat diwawancarai awan media di Kepatihan Yogyakarta, Senin, 31 Mei 2021. (Foto: Istimewa)

Yogyakarta – Belum lama ini beredar video seorang wisatawan yang curhat tentang harga pecel lele di Malioboro yang mahal. Video yang diberi judul Makan Pecel Lele di Jogjakarta Nggak Masuk Akal ini pun viral di media sosial mainstream seperti Facebook, Twitter, Instagram, TikTok hingga YouTube.

Bagaiaman tanggapan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X mengenai viral video tersebut. Raja Keraton Yogyakarta ini pun memberi petuah bijak.

Read More

“Dalam berjualan lebih baik mencari untung sekucupnya dan pelanggan terus bertambah. Bukan nuthuk dapat untung besar, terus sesuk ora payu meneh (menaikkan harga tinggi lalu tidak laku lagi),” kata Ngarsa Dalem, sapaan Sri Sultan HB X saat ditemui awak media di Kepatihan Yogyakarta, Senin, 31 Mei 2021.

Baca Juga:

Ngarsa Dalem mengungkapkan, sebenarnya di Malioboro sudah punya kesepakatan yang sama mengenai harga. Sudah ada juga kesepakatan bagi pedagang kewajiban menempel daftar di setiap lapak. “Saya nggak tahu di Jalan Perwakilan juga demikian nggak, ya mungkin dia ada kesempatan nuthuk,” katanya.

“Dalam berjualan lebih baik mencari untung sekucupnya dan pelanggan terus bertambah. Bukan nuthuk dapat untung besar, terus sesuk ora payu meneh” 

Sri Sultan HB X berpesan agar video viral tersebut sebaiknya dijadikan pembelajaraan dan pengalaman bersama bagi pedagang kali lima (PKL) di Malioboro. Dari kejadian tersebut sebaiknya PKL Malioboro lebih giat lagi mengkondisikan yang ada, termasuk PKL di sekitar Malioboro.

“Jangan hanya bicara Jalan Malioboro saja, tetapi lingkungan di sekitarnya juga bisa dikomunikasikan meski bukan bagian dari warga Malioboro,” kata Ngarsa Dalem.

Baca Juga:

Apakah video viral pecel lele tersebut berdampak terhadap pariwisata di Yogyakarta? Sri Sultan HB X mengungkapkan hal itu tidak terlalu berpengaruh terhadap pariwisata atau wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta.

“Kalau (harga pecel lele) Rp37.000 itu yang beli orang Jakarta, ya sebenarnya nggak papa (tidak mahal). Ning sing dadi masalah ki lelene cilik rego mahasiswa atau harga umum (yang jadi masalah itu lele yang dijual itu harga mahasiswa atau umum),” ungkapnya.

Menurut dia, harga pecel lele tentu berbeda untuk mahasiswa dan umum. Harga ditentukan oleh besar dan kecilnya ukuran lele. “Kalau untuk harga mahasiswa per kilo 7-8 ekor, kalau untuk umum 3-4 ekor. Jadi lebih besar lele untuk harga umum,” ungkapnya.[]

Related posts