BacaJogja – Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X panen perdana tembakau hasil kerja sama antara petani dan PT Taru Martani di Srunggo 2, Kalurahan Selopamioro, Kapanewon Imogiri, Kabupaten Bantul, Jumat, 16 September 2022. Total ada 40 hektar lahan tembakau siap panen.
Hasil panen tembakau verietas grompol ini akan diolah lalu dipasok ke PT Tarumartani yang merupakan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Pemda DIY. Selanjutnya diolah menjadi rokok cerutu.
Sri Sultan mengatakan, mengatakan, sejak masa Sri Sultan HB IX pun, banyak lahan di Bantul yang sangat cocok ditanami tembakau. Meskipun saat itu, tembakau yang ditanam diperuntukan untuk susur.
Baca Juga: Perokok Sumbang Negara Rp800 per Batang, Mengapa Didiskriminasi?
Raja Keraton Yogyakarta ini mengungkapkan, secara umum tanah di Indonesia memang cocok ditanami tembakau. “Di wilayah ASEAN paling hanya Malaysia yang menanam, itu saja hanya untuk rokok putih, bukan untuk cerutu. Tembakau ceritu hanya America Latin saja,” kata Sri Sultan.
Ngarsa Dalem berharap para petani tembakau ini tidak mudah menyerah dan terus berupaya meningkatkan kualitas panen. Tujuannya agar bisa mengembangka kerja sama dengan PT Tarumartani.
Baca Juga: Rokok Ilegal dan Tiruan Marak Beredar di Kota Yogyakarta
“Harapan saya petani ya ngelakoni tenan, temen. Jadi karena anginnya di sini kencang, jadi mungkin tembakau lebih banyak diperhatikan agar tidak rusak atau sobek dan sebagainya gitu. Panen juga yang penting tepat waktu ya jangan sampai kudanan,” jelasnya.
Sri Sultan mengarahkan agar petani tembakau saling gotong royong dan sharing ilmu. Mengembangkan diri dengan mengikuti koperasi menjadi solusi para petani tembakau bisa lebih maju.
Baca Juga: Penyaluran BLT Pekerja Rokok di Yogyakarta Hanya Terserap 40 Persen
Nantinya selain mendapatkan pemasukan dari hasil panen tembakau yang dijual kepada PT Tarumartani para petani juga bisa mendapatkan penghasilan tambahan melalui RAT koperasi atau Rapat Akhir Tahun. Selain itu juga nantinya melalui koperasi akan lebih mudah untuk petani mencari solusi apabila terjadi kekurangan modal usaha atau modal untuk merawat tanaman seperti pupuk pestisida dan sebagainya.
Saat ini, di Bantul ada 210 hektar lahan yang ditanami tembakau. Dari jumlah itu, 40 hektar telah bermitra dengan PT Tarumartani. Sisanya diharapkan bisa segera memenuhi syarat untuk bermitra dengan PT Tarumartani.
Baca Juga: Operasi Toko Ritel Rokok Tembakau Ilegal di Seyegan dan Minggir Sleman
Bupati Bantul Abdul Halim Muslih mengatakan, PT Tarumartani bekerja sama dengan petani di lima kapanewon yaiti Dlingo, Pleret, Piyungan, Imogiri dan Pundong. Khusus di kawasan Imogiri, ada seluas 10 hektar. “Dari seluruh lahan pertanian tersebut memamg yang berlokasi di Selopamioro inilah yang sudah siap untuk dipanen,” ungkapnya.
Halim berharap panen perdana ini diharapkan bisa menjadi motivasi bagi masyarakat untuk meningkatkan kualitas pertaniannya. “Permasalahan utama dalam pertanian komoditas tembakau adalah pemasaran. Namun hal ini sudah terpecahkan dengan kerja sama antara Pemda DIY, PT Tarumartani dan masyarakat,” jelas Halim. []