Mengenal Tradisi Nyadran Makam Sewu Panembahan Bodho, Murid Sunan Kalijaga di Bantul

  • Whatsapp
Nyadran Makam Sewu(1)
Nyadran Makam Sewu, tradisi menjelang Ramadan di Bantul. (Foto: Dinas Pariwisata Bantul)

BacaJogja – Nyadran Makam Sewu, merupakan agenda budaya yang rutin digelar setahun sekali. Digelar pada hari Senin setelah tanggal 20 ruwah dalam kalender Jawa.

Pada tahun 2023 ini, Nyadran Makam Sewu akan dilaksanakan pada Senin 13 Maret 2023. Dimulau pukul 13.00 WIB dari Halaman Kalurahan Wijirejo, Kapanewon Pandak Bantul menuju Kompleks Makam Sewu.

Read More

Baca Juga: Empat Lokasi Padusan Asyik Sambut Ramadan di Yogyakarta

Upacara ini berupa doa bersama, tabur bunga, dan kenduri di Pasarean Raden Trenggana atau yang juga dikenal dengan nama Panembahan Bodho merupakan wujud bakti masyarakat pada Tuhan Sang Maha dan para leluhur.

Akulturasi Budaya Hindu dan Islam

Seperti tahun-tahun sebelumnya, menjelang Ramadan masyarakat di Yogyakarta dan Jawa Tengah biasanya menggelar tradisi Nyadran. Begitu juga yang dilakukan warga Kalurahan Wijirejo, Kapanewon Pandak, Kabupaten Bantul, Yogyakarta dengan menggelar Nyadran Makam Sewu.

Tradisi Nyadran Makam Sewu, merupakan tradisi turun temurun yang dilaksanakan setiap tanggal 20 syaban menjelang Ramadan. Tradisi bisanya dilakukan dengan cara membersihkan makam, sedekahan dan membacakan doa-doa.

Baca Juga: Nyadran Ziarah Seniman dan Budayawan se-Indonesia di Imogiri Bantul

Makam Sewu sendiri merupakan tempat di mana Raden Trenggana atau yang lebih dikenal dengan sebutan Panembahan Bodo dimakamkan. Raden Trenggana adalah murid Sunan Kalijaga. Panembahan Bodho ini yang melakukan siar atau penyebaran agama Islam di daerah selatan Yogyakarta, khususnya di Pandak Bantul.

Nyadran Agung Makam Sewu
Tradisi Nyadran Agung Makam Sewu di Pandak Bantul. (Foto: Pemkab Bantul)

Nyadran merupakan bentuk akulturasi budaya Hindu dan Islam. Dalam upcara ini bisa dijumpai ubarampe dalam bentuk sesajen yang biasa dijumpai sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur yang sudah mendahului. Makanan dalam ubarampe ini antara lain ketan dan apem.

Tradisi budaya ini merupakan kegiatan yang sudah sejak lama di wilayah Pandak dan sebagian wilayah Pajangan. Kirab dimulai dari Desa Wijirejo, Kapanewon Pandak menuju Makam Sewu yang berada di Dusun Pedak.

Baca Juga: Tradisi Nyadran Makam Leluhur Keraton Yogyakarta di Prambanan Sleman

Acara tradisi Nyadran Agung Pasarean Makam Sewu biasanya digelar sangat meriah. Iring-iringan kirab budaya yang terdiri dari bregada yang ada Kalurahan Wijrejo dan aneka jodang yang berisi aneka hasil bumi. Sajian nasi gurih lengkap dengan lauk suwiran ayam kampung dibagikan kepada warga.

Pemerintah pusat melalui Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemenristek) menetapkan Nyadran Agung Makam Sewu sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia tahun 2021. []

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *