BacaJogja – Event seni dan budaya Pencak Malioboro Festival (PMF) 2023 yang digelar di Yogyakarta berlangsung meriah. Ribuan pesilat dari berbagai daerah dan mancanegara turut meramaikan acara yang berlangsung selama tiga hari ini.
Panitia PMF 7 2023, Antok Sugiarto menyampaikan event PMF tujuan utamanya adalah mengangkat pencak silat tradisional menjadi tuan rumah di negeri sendiri. “Intinya itu. Kita ingin mengangkat pencak silat tradisional yang belum terdengar oleh masyarakat umum, dan mengangkat ekonomi guru-guru kita,” katanya kepada awak media di lokasi acara PMF Taman Pintar Yogyakarta, Sabtu, 11 November 2023 malam.
Baca Juga: Atlet Panahan dan Pencak Silat Asal Bantul Raih Medali SEA Games Vietnam
Dia mengatakan, PMF 2023 kali ini diikuti tidak kurang 50 perguruan silat. Hal yang membedakan dari penyelenggaraan kegiatan serupa tahun sebelumnya adalah tidak ada kirab. Pertimbangannya, pertama, karena musim pemilu. “Kita juga mengurangi residu dari kejadian sebelumnya,” kata Antok menjelaskan mengenai pertimbangan yang kedua.
Menariknya, PMF tahun ini tidak hanya diisi beragam kegiatan di antaranya lomba koreografi pencak silat tradisional, workshop yang berlangsung di tempat terbuka supaya khalayak ramai maupun wisatawan melihat keunikan pencak silat tradisional tetapi juga digelar bazar dan kaulan.
Baca Juga: Mengenal Anton Cahyo, Mahasiswa UNY asal Klaten Kapten Timnas Futsal U-20
Antok mengatakan, kaulan merupakan perwakilan dari guru maupun aliran silat melakukan show sekaligus untuk menunjukkan kekhasan dari masing-masing perguruan atau aliran mereka. “Kita ingin supaya pencak silat tidak hanya sport namun juga mampu memperlihatkan pencak silat tradisional itu merupakan bagian dari warisan budaya dan kearifan lokal Indonesia,” ungkapnya.
Event Pencak Silat Mewarnai Yogyakarta Lebih Istimewa
Paniradya Pati Kaistimewan DIY Aris Eko Nugroho mengatakan, event ini sangat terbuka peluangnya menjadi agenda tahunan. Kesiapan itu tinggal menunggu waktu. “Hanya saja masih diperlukan kesepakatan terlebih dahulu terutama terkait dengan waktu penyelenggaraan yang tepat,” katanya.
Menurut dia, PMF merupakan event yang mampu mewarnai Yogyakarta sehingga menjadi istimewa. “Biasanya teman-teman pencak silat saling bertemu yang dilakukan bukan hanya sekadar silaturahmi saja tetapi juga ada ajang untuk menceritakan berbagai aktivitas, sarasehan, workshop,” terangnya.
Baca Juga: Jesicha Putri Larasati, dari Melihat Kini Jadi Atlet Segudang Prestasi
Prinsip, lanjut dia, warisan seni budaya tradisional yang menjadi kebanggaan Yogyakarta pasti akan memperoleh dukungan penuh dari Pemda DIY. Kebetulan, PMF ketujuh tahun ini didukung Dana Keistimewaan yang diampu oleh Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY.
Penjabat (Pj) Walikota Yogyakarta Singgih Raharjo yang didaulat menyerahkan piala KGPAA Sri Paku Alam X kepada juara I lomba koreografi pencak silat tradisional kategori anak-anak.
Baca Juga: Catat Tanggal! Pencak Malioboro Festival 2023 Kembali Hadir di Yogyakarta
Adapun dewan juri di antaranya Whani Darmawan, Jamaludin Latif, M Ahmad Jalidu. Datang dari berbagai daerah, tim yang tampil sama sekali tidak diperbolehkan membawa nama perguruan. Mereka dinilai berdasarkan penampilan, tata panggung, kostum, tema maupun iringan.
Memeriahkan acara malam itu, ditampilkan pula atraksi dari guru-guru silat termasuk dua orang guru silat tradisional dari Kalimantan. Keduanya baru saja menyelesaikan road show mengenalkan pencak silat tradisional ke sejumlah negara di benua Eropa. []