Haul Pangeran Diponegoro ke-170: Menggali Keteladanan di Tengah Peringatan 200 Tahun Perang Jawa

  • Whatsapp

BacaJogja – Momentum Haul ke-170 Pangeran Diponegoro, yang digelar pada Rabu (8/1/2025) malam di Pendopo Museum Sasana Wiratama Tegalrejo, Yogyakarta, menjadi peristiwa penuh makna.

Acara ini bertepatan dengan peringatan 200 tahun Perang Jawa, mengingatkan kembali semangat perjuangan sang pahlawan nasional melawan penjajahan.

Read More

Sejumlah tokoh penting hadir, termasuk Wakil Menteri Sosial RI Agus Jabo Priyono, anggota DPD RI DIY Ahmad Syauqi Soeratno, serta kerabat Keraton Yogyakarta seperti GBPH Prabukusumo dan GBPH Yudhaningrat.

Baca Juga: Wayang Beber Kontemporer dan Pendidikan Karakter dalam Kajian dan Apresiasi Seni Budaya Samawa #17

Dalam kesempatan tersebut, Agus Jabo Priyono menyebut Pangeran Diponegoro sebagai simbol persatuan bangsa yang tetap relevan hingga kini.

Semangat Kebangsaan yang Tak Lekang Waktu

“Pangeran Diponegoro adalah pemersatu bangsa yang menjaga jati diri dan kedaulatan bangsa Indonesia. Dari haul ini, kita berharap semangat beliau menjadi teladan untuk generasi muda,” ujar Agus Jabo.

Ia menekankan pentingnya menjaga warisan leluhur agar bangsa ini tidak tercerabut dari akar sejarahnya.

Baca Juga: Bukalapak Resmi Tutup Penjualan Produk Fisik, Fokus Transformasi ke Produk Virtual

Menurut dia, Haul ke-170 Pangeran Diponegoro menjadi panggung bagi para pemimpin dan tokoh masyarakat untuk merenungkan pentingnya menjaga semangat persatuan di tengah tantangan era modern.

Agus Jabo Priyono menyoroti bagaimana bangsa asing masih berusaha melemahkan Indonesia, tidak lagi melalui penjajahan fisik, tetapi dengan upaya memutuskan hubungan generasi muda dari leluhur mereka.

“Semangat Diponegoro adalah cerminan kekuatan kita untuk melawan segala bentuk penjajahan, termasuk penjajahan mental,” tegasnya.

Wamensos Agus Jabo
Wakil Menteri Sosial RI Agus Jabo Priyono (BacaJogja)

Baca Juga: Kirab Mangayubagyo: 600 PKL Teras Malioboro 2 Pindah ke TM Ketandan Yogyakarta

Ketua Paguyuban Trah Pangeran Diponegoro (Patra Padi), Rahadi Sapta Abra, menjelaskan bahwa haul ini menjadi bagian dari tradisi rutin mereka untuk mengenang perjuangan leluhur. Tema tahun ini, Meneladani Ketakwaan dan Perjuangan Sang Pangeran, menyoroti nilai-nilai luhur yang diwariskan Pangeran Diponegoro.

Rencana Besar: Opera dan Film untuk Mengenang Sang Pahlawan

Momentum ini juga memicu berbagai inisiatif untuk melestarikan kisah Pangeran Diponegoro. Paguyuban berencana mementaskan Opera Jawa Diponegoro di TMII Jakarta, dengan koreografi dari Sardono W. Kusumo.

Sementara itu, Rektor Universitas Amikom Yogyakarta, Prof. Suyanto, mengungkapkan rencana pembuatan film Battle of Java, yang mengisahkan perjalanan hidup Pangeran Diponegoro dalam beberapa sekuel.

Baca Juga: Mengungkap Filosofi Batik Kuda Sembrani dan Samudera dari Gadingsari Bantul

“Kisah ini tidak cukup hanya diceritakan dalam satu film. Kami ingin memperkenalkan perjuangan Pangeran Diponegoro ke dunia internasional,” ujar Prof. Suyanto.

Pangeran Diponegoro: Teladan Perjuangan Tanpa Pamrih

Pangeran Diponegoro dikenal sebagai sosok yang menolak tahta demi kepentingan rakyat. Gusti Prabukusumo, kerabat Keraton, menegaskan bahwa beliau adalah tokoh luar biasa yang mampu mempersatukan daerah-daerah meskipun perjuangannya saat itu belum berhasil sepenuhnya.

“Semangat perjuangan beliau menjadi inspirasi generasi berikutnya untuk terus melawan segala bentuk penjajahan, termasuk melawan penjajahan modern seperti korupsi,” tambah Gusti Prabu.

Baca Juga: BKN Umumkan Penyesuaian Jadwal PPPK: Ini Kesempatan Anda untuk Bergabung!

Haul ke-170 ini menjadi momentum penting untuk mengenang dan meneladani semangat Pangeran Diponegoro sebagai simbol nasionalisme, ketakwaan, dan perjuangan tanpa pamrih yang tetap relevan hingga saat ini. []

Related posts