BacaJogja – Senja belum lagi sempurna ketika musik gamelan mulai mengalun di tepi Embung Imogiri 1, Wukirsari. Aroma jajanan pasar, suara tawa anak-anak, dan deretan gerobak kayu penuh barang klangenan menyambut siapa saja yang datang.
Festival Klangenan Bantul 2025, sebuah perayaan rasa dan ingatan yang menelusuri kembali akar budaya serta kearifan lokal yang telah lama menjadi denyut nadi Kabupaten Bantul.
Diselenggarakan selama lima hari, dari 4 hingga 8 April 2025, Festival Klangenan bukan sekadar bazar. Ia adalah ruang nostalgia yang menyatu dengan geliat ekonomi kreatif. Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bantul menggandeng para pelaku UMKM untuk menampilkan produk-produk unik bercita rasa masa lampau—dari pernak-pernik kerajinan tangan hingga cita rasa kuliner tradisional yang nyaris terlupakan.
Baca Juga: UGM Pecat Dosen Fakultas Farmasi, Terbukti Lakukan Kekerasan Seksual terhadap Mahasiswa
“Event ini sangat bagus karena masyarakat bisa menikmati suasana yang dulu pernah ada,” ujar Aris Eko Nugroho, Kepala Paniradya Keistimewaan, saat membuka acara. “Apalagi bertepatan dengan momen lebaran, saat masyarakat kembali ke kampung halaman. Harapannya, Festival Klangenan bisa menjadi agenda tahunan yang selalu dirindukan.”
Dibalut suasana tempo dulu, festival ini seolah menjadi mesin waktu. Di antara gemerlap lampu bohlam kuning dan iringan langgam jawa, pengunjung diajak menjelajahi sejarah yang tak tertulis lewat jajanan jadul, alat rumah tangga dari zaman simbah, hingga permainan anak-anak tradisional yang kini jarang dijumpai.
Tak hanya menjadi ruang pamer, festival ini juga menjadi ajang transaksi yang menghidupkan denyut ekonomi warga. Wakil Bupati Bantul, Aris Suharyanta, menaruh harapan besar pada geliat festival ini. “Dengan menampilkan beragam kerajinan, kuliner, serta berbagai hal tempo dulu, ini menjadi bukti bahwa Bantul adalah daerah yang kreatif dari dahulu kala. Saya harap ini bisa menjadi wadah promosi bagi pelaku UMKM untuk memperluas pasar mereka,” ungkapnya.
Baca Juga: Pencarian Korban Terseret Arus Balik Pantai Parangtritis di Hari Ketiga Masih Nihil
Embung Imogiri yang biasanya tenang, kini menjelma menjadi pusat perayaan budaya. Suara riuh rendah pengunjung, sorak anak-anak yang mencoba permainan enggrang, dan tawa para perajin yang bangga menunjukkan karya tangan mereka adalah potret kecil semangat pelestarian yang hidup dalam bentuk paling menyenangkan.
Festival Klangenan Bantul 2025 bukan sekadar pesta. Ia adalah bukti bahwa masa lalu bisa hidup kembali, tidak hanya dalam kenangan, tapi juga dalam bentuk nyata yang bermanfaat bagi masa kini. []