Mengenal Tradisi Ziarah Kuthomoro Keraton Yogyakarta Menjelang Ramadan

  • Whatsapp
Ziarah Kuthomoro Keraton Jogja
Prosesi Tradisi Ziarah Kuthomoro Keraton Yogyakarta menjelang Ramadan. (Foto: Dok. KratonJogja)

Yogyakarta – Keraton Yogyakarta lebih dari 200 tahun berdiri, terus menjaga kewibawaan dan menghormati para leluhur. Salah satunya dengan menggelar tradisi ziarah Kuthomoro. Tradisi ini digelar selama tiga hari pada bulan Ruwah dalam kalender Jawa sebelum memasuki Ramadan.

Prosesi Kuthomoro bertujuan sebagai sarana mengirim doa dan mohon ampunan untuk para leluhur yang dikebumikan di makam Kagungan Dalem baik di Kotagede, Imogiri, dan makam-makam leluhur lainnya. Seluruh ubarampe yang digunakan merupakan benda-benda beraroma harum yang melambangkan keluhuran, keharuman, dan menjunjung tinggi nama-nama leluhur yang telah tiada.

Read More

Baca Juga: Kereta Kencana Kiai Garuda Yeksa, Hadiah Kerajaan Belanda untuk Sri Sultan HB VI

Adapun prosesi diawali Abdi Dalem Keparak mempersiapkan ubarampe atau sarana Kuthomoro sejumlah 400 buah. Ubarampe terdiri dari minyak wangi (lisah konyoh), uang untuk membeli bunga tabur (yatra tindih), dan serbuk kayu cendana (ratus). Selanjutnya ubarampe diinapkan semalam di Gedhong Prabayeksa.

Tahun ini, tradisi tersebut tetap berlangsung. Pada Kamis, 17 Maret 2022 atau tanggal 13 Ruwah, Abdi Dalem Keparak menyerahkan seluruh ubarampe kepada Abdi Dalem Kanca Kaji dan Suranata di Bangsal Pengapit. Kemudian ubarampe dibawa ke Kawedanan Pengulon dan disisihkan sedikit untuk kerabat Keraton yang hendak berziarah setelah prosesi Kuthomoro selesai.

Baca Juga: Keraton Yogyakarta Gelar Labuhan Alit di Parangkusumo Bantul

Satu hari berselang, tepatnya pada Jumat, 18 Maret atau tanggal 14 Ruwah, sejumlah Abdi Dalem Pengulon mengantar ubarampe ke pemakaman Kotagedhe dan dilanjutkan ke Kantor Bupati Puralaya Imogiri. Selain itu, terdapat kurang lebih 58 makam Kagungan Dalem di luar Yogyakarta yang memperoleh kintunan atau kiriman ubarampe melalui paket pos.

Tradisi Ziarah Kuthomoro
Prosesi Tradisi Ziarah Kuthomoro Keraton Yogyakarta menjelang Ramadan. (Foto: Dok. KratonJogja)

Mas Riyo Sari Hartoko menyampaikan, untuk ubarampe Kuthomoro makam di luar Yogyakarta dikirim melalui paket pos pada 13 Ruwah. “Kami di Kawedanan Pengulon mengantar ubarampe ke Kotagedhe dan Imogiri pada pada 14 Ruwah,” katanya.

Baca Juga: Memperingati Takhta Sri Sultan HB X ke-33, 15 Kereta Pusaka Dipindah ke Pagelaran

Sementara Abdi Dalem juru kunci makam Kagungan Dalem di wilayah Yogyakarta kecuali Kotagedhe dan Imogiri akan mengambil ubarampe langsung ke Kawedanan Pengulon.

Kemudian pada Sabtu, 19 Maret (15 Ruwah), prosesi ziarah dilangsungkan. Di makam Imogiri, sejumlah Abdi Dalem Puralaya membawa ubarampe ziarah menggunakan jodhang. Arak-arakan Abdi Dalem berjalan kaki mulai dari Puralaya hingga menaiki tangga makam Imogiri.

Baca Juga: Sangkan Paraning Dumadi, Sejarah dan Asal Usul Malioboro Yogyakarta

Sesampainya di Bangsal Srimanganti, sebuah pendapa di pintu masuk makam Sultan Agung, digelar doa bersama sebelum dimulainya prosesi ziarah. Prosesi ziarah kemudian dipusatkan di makam Sultan Agung. Mas Wedana Rekso Jogowasito Danarto bertugas memimpin doa serta pembacaan tahlil yang ditujukan untuk Sultan Agung, raja-raja Kasultanan Yogyakarta, dan kerabat yang telah wafat.

Menurut dia, setelah prosesi ziarah makam Kotagedhe dan Imogiri selesai digelar, ziarah makam Kagungan Dalem lainnya baru bisa dilaksanakan. “Ziarah makam Kagungan Dalem lainnya baru akan diselenggarakan setelah ziarah makam Kotagedhe dan Imogiri selesai, yakni keesokan harinya,” katanya. (Kraton Jogja)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *