Kata Sultan soal Pengeroyokan terhadap Suporter PSS Sleman hingga Meninggal

  • Whatsapp
tersangka pengeroyokan
12 tersangka pengeroyokan terhadap suporter PSS Sleman digelandang ke Polres Sleman. (Foto: Dok. Polres Sleman)

BacaJogja – Insiden pengeroyokan suporter PSS Sleman yang mengakibatkan satu orang meninggal menjadi perhatian publik. Aditya Eka Putranda, 18 tahun, meninggal dalam kejadian pada Minggu, 28 Agustus 2022 dini hari. Banyak kalangan mengaku prihatin dengan fanatisme sepak bola yang berlebihan ini.

Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X mengaku prihatin dengan aksi kekerasan yang masih terjadi di Kota Pendidikan ini. “Ya kita prihatin kenapa kekerasan itu yang diutamakan. Dalam arti fisik sampai meninggal dan sebagainya,” katanya di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Selasa, 30 Agustus 2022.

Read More

Selamat Muswil MES

Baca Juga: 12 Tersangka Pengeroyokan Suporter PSS Sleman hingga Meninggal, Ini Motif dan Perannya

Hal memprihatinkan lagi salah satu dari 12 tersangka sudah berusia 40-an tahun. “Apalagi ada tersangka yang tidak muda lagi, karena ada yang umur 40 tahun. Seharusnya dia ini justru yang memberikan perlindungan bukan malah melakukan perbuatan kekerasan,” ungkapnya.

Raja Keraton Yogyakarta ini mengungkapkan, untuk menyelesaikan perseteruan suporter dua tim sepak bola ini, perlu ada inisiatif Permkot Yogyakarta atau Pemkab Sleman. Mereka perlu memeprtemukan kedua belah pihak yang paling bertanggungjawab atas perseteruan ini.

Baca Juga: Suporter PSS Sleman Meninggal Dikeroyok, Begini Sikap Manajemen

“Perlu inisiatif dari Pemkot dan Pemkab, kita minta untuk ini agar segera tuntas. Jika tidak, masa kita mau seperti ini terus? Apa setiap pertandingan bola PSS atau PSIM harus ada korban meninggal dunia?,” ujarnya bernada tanya.

Ngarso Dalem mengungkapkan, dalam pertemuan harus ada win-win solution. Tidak boleh ada yang merasa menang atau kalah namun bagaimana kedua belah pihak merasa aman dan nyaman sebagai suporter. “Kalau datang merasa lebih unggul tidak bisa, berarti mengalahkan yang lain,” ungkapnya.

Baca Juga: Kronologi Suporter PSS Sleman Meninggal Dikeroyok Pakai Senjata Tajam di Gamping

“Kesadaran itu harus tumbuh dulu. Jadi sportivitas itu yang perlu dididik, bukan pemain tapi suporternya. Tapi manusianya sendiri memang beringas, memang susah untuk tumbuh kesadaran,” jelasnya.

Seperti diberitakan, seorang suporter PSS Sleman usai menyaksikan pertandingan PSS versus Persebaya di Stadion Maguwoharjo Sleman dikeroyok sekelompok hingga meninggal. Lokasi pengeroyokan di Jalan Bibis, Gamping, Sleman.

Baca Juga: Kata Sultan soal Provokasi dan Keributan Supoter Bola di Tugu Jogja

Tak lama berselang, Polres Sleman menangkap para pelaku yang berjumlah 12 orang termasuk barang bukti yang digunakan untuk aksi brutal seperti senjata tajam celurit. Dari 12 yang sudah ditetapkan sebagai tersangka ini, ada yang sudah berusia 40 tahun dan ada juga yang masih di bawah umur. []

Related posts