Mengupas Rahasia Pembuatan Album Taylor Swift ‘Folklore’

  • Whatsapp
Taylor Swift
Album Taylor Swift Folklore. (Foto: Reprodução/Instagram )

BacaJogja – Taylor Swift, penyanyi asal Amerika ini menggemparkan seluruh penggemarnya pada bulan Juli 2020 lalu. Pasalnya, penyanyi yang mempopulerkan lagu You Belong With Me ini tak disangka merilis album barunya yang bertajuk “Folklore” dengan 16 buah lagu di dalamnya.

Dikabarkan Taylor Swift membuat album Folklore ini dengan rentang waktu selama tiga bulan. Ia juga mengaku bahwa ia memang dengan sengaja merahasiakan pembuatan album ini. Seluruh lagu dari album Folklore ia tulis di tengah maraknya pandemi dan diberlakukannya protokol kesehatan atau lockdown.

Read More

Umroh liburan

Baca Juga: Pendaftaran Starkidz dan Starteenz Dibuka, Prima Founder Records Siapkan 240 Lagu

Berbeda dari album-album sebelumnya di mana Taylor Swift menciptkan lagu dengan genre country, pop, dan lagu-lagu yang terkesan up beat dan catchy, pada album Folklore ini Taylor Swift memanjakan telinga pendengar dengan genre lagu yang berbeda dari album-album sebelumnya.

Walaupun ada beberapa lagu yang masih memiliki karakter musik country, namun album kali ini didominasi oleh genre folk dan alternative. Lagu-lagu dari album Folklore ini telah menunjukkan bahwa Taylor Swift tidak hanya menulis lagu mengenai kehidupan pribadinya seperti yang ia lakukan di album-album miliknya seperti Red atau Lover.

Baca Juga: BlondySta Rilis Lagu Kaliurang, Ekspos Eksotis Alam Lereng Merapi Sleman

Taylor Swift menuangkan imajinasinya ke dalam lagu-lagu yang ia tulis dalam album Folklore. Hal ini dapat dibuktikan pada penggalan-penggalan lirik pada lagunya. Seperti dari judul albumnya Folklore yang memiliki arti “cerita rakyat”, bagaikan sedang bercerita, Taylor Swift merancang seluruh album Folklore ini seperti seseorang yang sedang bercerita mengenai kisah imajinatifnya. Walaupun terkesan lembut, lagu-lagu di dalam Folklore tak selalu mengenai kisah-kisah sedih.

Justru Taylor Swift membuat ‘kisah-kisah’ bervariasi yang ia wujudkan ke dalam bentuk lagu. Para penggemar Taylor Swift atau yang biasa disebut dengan Swifties bukan hanya menyukai genre musik yang dibawakan Taylor, tetapi juga karena lirik-lirik puitis yang ia tulis.

Di dalam album ini, Taylor Swift menceritakan sebuah kisah bersambung tentang cinta segitiga dalam tiga track lagu, yakni Betty, Cardigan, dan August. Masing-masing dari ketiga track tersebut menceritakan tiga perspektif berbeda dari karakter yang ia ciptakan dalam album Folklore yakni Betty, James, dan orang ketiga yang diyakini bernama Inez.

Baca Juga: Siap-siap, Michael Learns To Rock Konser di Yogyakarta!

Ketika mendengar ketiga track tersebut, Swifties tentunya bisa mengerti apa yang terjadi antara ketiga karakter tersebut di musim panas dalam imajinasi Taylor. Tak hanya itu, Taylor Swift juga menulis sebuah lagu yang berkolaborasi dengan Bon Iver.

Lagu yang bertajuk Exile ini menyuguhkan pembawaan lagu yang cukup menarik. Pasalnya, Taylor Swift membentuk lagu ini seperti sebuah monolog antara sepasang mantan kekasih. Para penggemar bisa mengerti isi hati dari dua karakter ini lewat lagu Exile.

Lagu ini sempat menjadi lagu yang cukup trending saat awal kemunculan album Folklore. Keputusan Taylor Swift memilih Bon Iver menjadi partner kolaborasinya adalah hal yang tepat. Karena suara keduanya memiliki karakter yang kontras di mana Taylor Swift yang memiliki karakter suara yang tinggi dan Bon Iver dengan suara basnya yang menenangkan, membuat lagu Exile ini recognizable dan cukup menyita perhatian pendengar lagu Taylor Swift selain dari penggemarnya.

Baca Juga: Pameran Rekam Jejak 25 Tahun Shaggydog di Jogja National Museum

Folklore merupakan album kedelapan milik Taylor Swift yang kaya akan syair-syair puitis, kisah imajinatif, alunan nada yang terkesan lembut, dan genre yang sangat berbeda dari album-album sebelumnya. Karya Taylor Swift yang satu ini dapat menunjukkan bahwa Taylor Swift memiliki potensi dan bakat yang luas dalam hal bermusik.

Taylor dapat dikatakan sosok yang cukup berani untuk bergerak di luar zona nyamannya dan berhasil untuk menciptakan sebuah karya yang di luar dari ekspektasi penggemar dan juga berhasil memukau banyak telinga dari keindahan penggalan lirik yang ada di dalam
lagu-lagunya. []

Artikel dikirim oleh Nurhaliza, mahasiswa prodi Musik dari Institute Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta.

Related posts