Daftar Daerah dengan Cuaca Ekstrem Periode Natal dan Tahun Baru 2023

  • Whatsapp
hujan deras
Hujan deras mengguyur wilayah Bantul Yogyakarta (Foto: Facebook Info Jogja Istimewa)

BacaJogja – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sejak tanggal 21 Desember 2022 telah mengeluarkan rilis potensi cuaca ekstrem yang dapat terjadi dalam sepekan hingga tanggal 1 Januari 2023. Informasi rilis tersebut berkaitan dengan adanya signifikansi dinamika atmosfer yang dapat meningkatkan potensi cuaca ekstrem selama periode Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 (Nataru 2022/2023.

Kepala BMKG Dwikorita Karniwati menjelaskan, berdasarkan analisis cuaca terkini, kondisi dinamika atmosfer di sekitar Indonesia masih berpotensi signifikan terhadap peningkatan curah hujan di beberapa wilayah dalam sepekan ke depan.

Read More

Umroh liburan

Baca Juga: Status Siaga, Enam Provinsi di Indonesia Cuaca Ekstrem 28-30 Desember 2022

Menurut dia, berdasarkan platform informasi Prakiraan Berbasis Dampak BMKG, beberapa wilayah dengan potensi siaga yang perlu diwaspadai pada periode tanggal 27-28 Desember 2022 adalah pada sebagian wilayah pada provinsi sebagai berikut:
1. DKI Jakarta
2. Jawa Barat
3. Jawa Tengah
4. Jawa Barat
5. DI Yogyakarta
6. Jawa Timur
7. Banten
8. Bali
9. Nusa Tenggara Barat
10. Nusa Tenggara Timur
11. Sulawesi Selatan
12. Maluku
13. Papua
14. Papua Barat

Baca Juga: Update Data Banjir, Longsor dan Pohon Tumbang di Gunungkidul Yogyakarta

Sedangkan potensi hujan dengan intensitas signifikan selama periode tanggal 27 Desember 2022 -2 Januari 2023 perlu diwaspadai di beberapa wilayah sebagai berikut:
Potensi hujan lebat hingga sangat lebat dapat terjadi di sebagian wilayah :
1. Banten
2. Jawa Barat
3. DKI Jakarta
4. Jawa Tengah
5. DI Yogyakarta
6. Jawa Timur
7. Bali
8. NTB
9. NTT

Baca Juga: Waspada, Cuaca Ekstrem Seluruh Wilayah DIY 16-18 November 2022

Potensi hujan sedang hingga lebat dapat terjadi di sebagian wilayah :
1. Aceh
2. Bengkulu
3. Sumatera Barat
4. Lampung
5. Sumatera Selatan
6. Kalimantan Selatan
7. Sulawesi Selatan
8. Sulawesi Tenggara
9. Maluku Tenggara
10. Papua Barat
11. Papua

Baca Juga: Daftar Kabupaten dan Kota di DIY Potensi Cuaca Ekstrem 8-10 November 2022

Diwkorita menjelaskan, kondisi dinamika atmosfer yang dapat memicu peningkatan curah hujan tersebut antara lain dipengaruhi adanya empat faktor. Keempat hal tersebut yakni:

Pertama, Monsun Asia menunjukkan aktifitas cukup signifikan dalam beberapa hari terakhir dengan potensi dapat disertai adanya seruakan dingin dan fenomena aliran lintas ekuator yang dapat meningkatkan pertumbuhan awan hujan secara signifikan di wilayah Indonesia bagian barat, tengah dan selatan.

Seruakan dingin Asia merupakan fenomena yang cukup lazim terjadi saat Monsun Asia aktif yang mengindikasikan adanya potensi aliran massa udara dingin dari wilayah Benua Asia menuju ke wilayah selatan. Dampak dari munculnya seruakan dingin tersebut dapat meningkatkan potensi curah hujan di wilayah Barat Indonesia apabila disertai dengan fenomena CENS (cross equatorial northerly surge atau arus lintas ekuatorial) yang mengindikasikan bahwa adanya aliran massa udara dingin dari utara yang masuk ke wilayah Indonesia melintasi ekuator.

Baca Juga: Prospek Cuaca Ekstrem di DIY 18-20 Oktober 2022

Dampak adanya seruakan dingin dari Asia yang disertai CENS ini dapat berdampak secara tidak langsung pada peningkatan curah hujan dan kecepatan angin disekitar wilayah Indonesia bagian selatan ekuator.

Kedua, Adanya indikasi pembentukan pusat tekanan rendah di sekitar wilayah Australia yang dapat memicu terbentuknya pola pumpunan dan perlambatan angin di sekitar wilayah Indonesia bagian selatan ekuator serta dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan dan angin kencang di sekitar wilayah Sumatera, Jawa, hingga Nusa Tenggara, serta berdampak pada peningkatan gelombang tinggi di perairan Indonesia.

Baca Juga: Peringatan Dini Hujan Lebat di Yogyakarta Bagian Selatan Hari Ini

Ketiga, Bibit siklon tropis 95W* tumbuh di Samudra Pasifik sebelah Utara Papua Barat, tepatnya di sekitar 8.8°LU 130.9°BT, dengan kecepatan angin maksimum 15 knot dan tekanan terendah 1008 mb. Berdasarkan citra satelit Himawari-8 6 jam terakhir menunjukkan adanya aktivitas konvektif yang signifikan terutama di sebelah utara sistem.

Model prediksi numerik menunjukkan bahwa sistem ini bergerak ke arah barat-barat laut menjauhi wilayah Indonesia. Potensi sistem untuk tumbuh menjadi siklon tropis dalam 24 jam kedepan berada dalam kategori Rendah.

Keempat, Aktifitas Madden Julian Oscillation (MJO) disertai fenomena Gelombang Kelvin dan Rossby Equatorial masih menunjukkan kondisi yang signifikan dalam meningkatkan pertumbuhan awan hujan dan potensi cuaca ekstrem dalam sepekan kedepan di wilayah Indonesia. []

Related posts