Tiga Hari Bawean Laut Jawa Diguncang Gempa 277 Kali, Terbesar M6.5 Terkecil M2.6

  • Whatsapp
rentetan gempa bawean
Tiga Hari Bawean Laut Jawa Diguncang 277 Gempa, Terbesar M6.5 Terkecil M2.6. (Foto; BMKG)

BacaJogja – Rentetan gempa bumi mengguncang Bawedan dan sekitarnya di Laut Jawa. Sejak 22 Maret hingga 25 Maret pukul 22.00 WIB telah terjadi 277 kali gempa.

Data tersebut berbedasarkan catatan dari BMKG. Dari 277 Gempa tektonik tersebut, kekuatan terbesar M6.5 dan terkecil M2.6.

Read More

Gempa terbesar M6.5 terjadi pada 22 Maret pukul pukul 15.52. tiga jam sebelumnya juga diguncang gempa cukup kuat berkekuatan M5.3 pukul 12.31 WIB.

Baca Juga: Bawean Laut Jawa kembali Diguncang Gempa M4.0

Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Dr. Daryono mengatakan, gempa besar M6.5 yang terjadi pada Jumat 22 Maret 2024 pukul 15.52 WIB episenter terletak pada koordinat 5,92° LS ; 112,35° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 114 Km arah Timur Laut Tuban, Jawa Timur pada kedalaman 12 km.

Dia mengatakan, memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat adanya aktivitas sesar aktif di Laut Jawa. “Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan geser atau strike-slip,” katanya.

Baca Juga: Dalam 7 Jam, Laut Jawa Diguncang 49 Kali Gempa

Menurut dia, gempa ini bersifat merusak/destruktif dan menimbulkan dampak kerusakan bangunan tidak hanya di Pulau Bawean, tetapi kerusakan akibat gempa juga terjadi di Gresik, Tuban, Surabaya, Sidoarjo, Lamongan, Bojonegoro, Pamekasan Madura, dan Banjarbaru.

“Dampak guncangan Gempa Bawean ini dirasakan hingga jauh meliputi daerah Banjarmasin, Banjarbaru, Sampit, Balikpapan, Madiun, Demak, Semarang, Temanggung, Solo. Yogyakarta, Kulon Progo, dan Kebumen,” jelasnya.

Baca Juga: Gempa Berkekuatan M 6,5 Terjadi di Laut Jawa, Tidak Berpotensi Tsunami

Daryono menjelaskan, Gempa Bawean berpusat di zona aktivitas kegempaan rendah (low seismicity) sehingga masyarakat awam menilai sebagai “gempa tidak lazim” karena terjadi di wilayah yang jarang terjadi gempa dangkal.

Selama ini, kata dia, wilayah Laut Jawa lazimnya menjadi episenter gempa-gempa hiposenter dalam (deep focus) akibat deformasi slab Lempeng Indo-Australia yang tersubduksi di bawah Lempeng Eurasia tepatnya di bawah Laut Jawa dengan kedalaman sekitar 500-600 km. []

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *