Kirab Suran Mbah Demang, Sebagian Ring Road Yogyakarta Ditutup

  • Whatsapp
Tradisi Adat Suran Mbah Demang
Tradisi Adat Suran Mbah Demang di Gamping Sleman. (Foto: alifahtanti.wordpress.com)

BacaJogja – Penutupan sebagian Jalan Siliwangi atau Ring Road Barat Yogyakarta akan dilakukan menyusul dengan adanya “Kirab Tradisi Adat Suran Mbah Demang”. Kirab adat ini digelar pada Jumat 5 Agustus 2022 sekira pukul 19.00-22.30 WIB.

Informasi tersebut disampaikan Polres Sleman melalui akun resmi media sosial Facebook @polresleman.
“Sehubungan dengan adanya “Kirab Tradisi Adat Suran Mbah Demang” pada Hari Jum’at 5 Agustus 2022 sekira pukul 19.00-22.30 WIB, Polres Sleman akan melakukan Pengalihan Arus Lalu Lintas dengan Sistem Buka Tutup di Jalan Godean KM.5 (Mulai Dari Perempatan Patran sampai dengan Perempatan Demak Ijo Gamping).

Read More

⛔️Bagi pengguna jalan yang hendak melintas di jalan tersebut dihimbau untuk memilih jalan alternatif lainnya⛔️” demikian informasi yang disampaikan seperti yang dilihat BacaJogja pada Rabu, 3 Agustus 2022.

Sejarah Tradisi Adat Suran Mbah Demang

Tradisi adat ini sudah berlangsung turun temurun di kalangan masyarakat Kalurahan Banyuraden, Kapanewon Gamping, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Tradisi ini digelar pada tanggal 7 bulan Sura. Ini tak lepas dari sejarah perjalanan Ki Demang Cokrodikromo, yang ketika mudanya bernama Asrah.

Baca Juga: Keraton Yogyakarta Meniadakan Tradisi Lampah Mubeng Beteng Malam 1 Sura

Sejarah Kalurahan Banyuraden berawal pada sebuah cerita dari sosok bernama Mbah Demang Dawangan. Suatu saat, Mbah Demang menyuruh seorang remaja bernama Asrah bertapa selama sebulan penuh.

Perintah ini sebagai bentuk laku prihatin bagi Asrah untuk menghilangkan sifat buruk. Dalam laku prihatin ini, Asrah bertemu dengan tokoh-tokoh bijak yang mengajarinya tentang kesejatian hidup. Selain itu, Asrah juga diberi kitab ilmu. Asrah pun diminta bertapa.

Baca Juga: Makna Tradisi Baritan Nguras Sendang Payungan di Pandak Bantul

Usai bersemedi, seiring berjalannya waktu Asrah tumbuh menjelma menjadi seorang yang sakti. Dia lantas dipercaya memberantas kejahatan dan diangkat menjadi mandor di perkebunan tebu.

Selanjutnya naik pangkat menjadi demang pabrik gula di daerah Demak Ijo, Gamping. Dari situ Asrah berganti nama menjadi Demang Cokrodikromo.

Baca Juga: Daftar 20 Warisan Budaya Tak Benda di Bantul, Ada Sate Klatak hingga Nini Thowong

Untuk mengenangkan, warga menggelar Kirab Suran Mbah Demang. Dalam kirab membawa gunungan dan pusaka peninggalan Mbah Demang yang dikawal puluhan bregada. Pusaka tersebut antara lain berupa bende, Kitab Ambiya, puluhan tombak, toto Mbah Demang, dan foto Ki Juru Permana. Selain itu ada pula Gunungan Kendi Ijo. []

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *