Semangat Wagino, Penjual Mainan Tradisional dari Gunungkidul di Sleman

  • Whatsapp
wagino pemjual mainan
Wagino, penjual mainan dan aksesoris tradisional, berjualan dengan sepeda kayuhnya di sekitaran Jl.Kaliurang KM 7 pada Selasa, 4 Oktober 2022. (Foto: Brigita Mutiara)

BacaJogja – Mainan tradisional semakin ke sini nampaknya sudah banyak dilupakan oleh masyarakat khusunya anak-anak zaman sekarang. Mereka cenderung lebih suka menghabiskan waktunya untuk bermain gadget sampai berlarut-larut, sehingga jarang yang mengenal mainan tradisional.

Di saat mainan tradisional semakin dilupakan, pria bernama Wagino, ini punya semangat dan pantang menyerah. Si penjual mainan tradisional dari Gunungkidul ini berjualan dengan sepeda kayuhnya dengan keliling di sekitaran Jalan Kaliurang Kilomter 7 Ngaglik, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, seperti yang dilakukan pada Selasa, 4 Oktober 2022.

Read More

wagino penjual mainan di sleman
Suasana di pinggir Jl.Kaliurang KM 7, Wagino melayani seorang pembeli yang sedang memilih dagangan mainannya pada Selasa, 4 Oktober 2022. (Foto: Brigita Mutiara)

Baca Juga: Pasar Rakyat di Kotagede, dari Dolanan Anak, Klangenan hingga Rumah Hantu

Berbagai macam mainan serta aksesoris yang dijual seperti mainan gasing, otok-otok, gantungan kunci, gelang, dan lainnya.

Wagino punya motivasi menjual mainan tradisional ini agar anak-anak zaman sekarang masih bisa mengenal mainan jenis tradisional dan mainan patut dilestarikan. “Saya jualan ini supaya anak-anak zaman sekarang mengenal mainan zaman dulu, dan yang penting bisa untuk hidup,” kata Wagino.

Baca Juga: Mengenal Sibaya, Permainan Edukasi Anak Karya Pusat Studi Kebudayaan UGM

Penjual mainan keliling asal Gunungkidul ini, setiap hari dengan semangat dan pantang menyerah keliling ke mana pun untuk mendapatkan pembeli. Biasanya berkeliling di sekitaran Jalan Kaliurang Kilometer 7 sekitar jam 16.00 WIB.

mainan mainan tradisional
Berbagai jenis mainan dan aksesoris tradisional yang dijual oleh Wagino menggunakan sepeda kayuhnya pada Selasa, 4 Oktober 2022. (Foto: Brigita Mutiara)

Dulu Wagino jualan di depan rumah makan terkenal di Yogyakarta, namun pandemi tempat itu pada masa pandemi tidak ada yang berkunjung akibatnya sepi pembeli. Wagino akhirnya berpindah tempat berjualan.

Baca Juga: Daftar 20 Warisan Budaya Tak Benda di Bantul, Ada Sate Klatak hingga Nini Thowong

Menurut Wagino apapun yang dijualnya yang penting berkah. “Apa saja yang bisa dijual dan bermanfaat untuk orang lain yang saya lakukan,” ujarnya. []

Artikel dikirim oleh Brigita Mutiara, mahasiswi prodi Public Relations ASMI Santa Maria Yogyakarta

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *