BacaJogja – Relawan Anies Baswedan dari Sekretariat Kolaborasi Indonesia (SKI) DIY dan Sekretariat Nasional Kuning-Ijo-Biru (Seknas KIB) menggelar acara Ngobrol Perubahan Indonesia (Ngopi) bareng dengan Rocky Gerung di Kopi Bento Godean, Sleman, Yogyakarta, Rabu, 2 Agustus 2023 malam.
Namun, ratusan massa yang dipimpin anggota DPR RI PDIP dari Dapil DIY My Esti Wijayati PDI Perjuangan (PDIP) menolak kehadiran Rocky Gerung sebagai pembicara dalam acara tersebut. Mereka berkumpul di sepanjang akses jalan menuju lokasi seminar. Tampak sebagian massa menutup salah satu ruas jalan dengan portal.
Guru Besar Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Prof Heru Kurnianto Tjahjono turut mengomentari kejadian yang dianggap kontraprouktif dengan iklim demokrasi ini. “Indonesia masih harus terus belajar untuk Pendidikan politik agar menggunakan akal sehat dan jiwa besar dalam bersikap dan berperilaku,” katanya, Rabu, 2 Agustus 2023 malam.
Baca Juga: Forum Kabah Membangun Yogyakarta Deklarasi Besar-besaran Dukung Anies Baswedan
Profesor bidang Manajemen Sumberdaya Manusia ini mengungkapan, seringkali warga lebih mempermasalahkan ego dan “baper” dari pada substansi permasalahan bangsa bagi kepentingan yang lebih luas. “Ini sangat memerlukan paket komplet yaitu akal sehat dan jiwa besar,” tegasnya.
Dia meyayangkan tindakan yang dilakukan sekompok massa bersama anggota DPR RI dari PDIP ini yang melarang Rocky Gerung mengisi materi kepada peserta yang mayoritas milenial dan mahasiswa tersebut. Padahal, para peserta ini merupakan sumber daya bangsa yang akan membawa arah Indonesia ke depan.
Baca Juga: Ngopi Bareng Rocky Gerung di Yogyakarta Ditunda, Ini Alasannya
Selain itu, kata dia, generasi milenial ini bukan partisan. Mereka butuh pencerahan dan pendidikan politik. “Mereka yang hadir di acara tersebur merupakan sumberdaya manusia bangsa dan bukan partisan. Mereka adalah anak-anak muda dan masyarakat pembelajar yang ingin berdiskusi tentang konten dan konteks perubahan,” jelasnya.
Sementara itu, moderator diskusi Ngobrol Bareng Rocky Gerung, Mariana Ulfah mengatakan, apa yang dilakukan anggota DPR RI Esti Wijayati bersama sekelompok massa menunjukkan ketidakdewasaan dalam bersikap dan berperilaku. Apa yang dilakukan merupakan tindakan yang antidemokrasi.
“Justru itu membuka mata di depan kalangan milenial yang melihat sendiri kejadian penghadangan yang dilakukan kelompok massa itu. beginilah potret bangsa kita saat ini,” katanya.
Dosen Komunikasi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta ini mengungkapkan, kondisi tersebut membuat para peserta merasakan langsung intimadasi dan persekusi. Peserta juga tidak komplain ke panitia terkait ketidakhadiran Rocky Gerung. “Peserta melihat langsung, bagaimana bu dewan yang terhormat itu (Esti Wijayati) mendatangi panitia meminta Rocky Gerung tidak dihadirkan,” ungkapnya.
Baca Juga: Rocky Gerung Tak Boleh Bicara di Jogja?
Sebelumnya, Esti Wijayati menganggap Rocky Gerung tidak tepat datang dan memberi seminar di Yogyakarta. Menurut dia, Rocky Gerung meruppakan akademisi, namun pernyataan Dosen Filsafat Universitas Indonesia yang mengkritik Presiden Jokowi tidak pantas dan sudah melukai hati rakyat Indonesia.
“Tidak bisa seorang akademisi hebat daya intelektual tinggi tapi tidak punya adab dan budaya. Ini Yogyakarta bung! Jangan biasakan yang memang tidak berbudaya,” kata Esti.
Esti mengaku kecewa dan marah dengan Rocky Gerung atas pernyataan yang disampaikan beberapa hari terakhir. “Saya kecewa. Kalau boleh dikata saya marah ketika melihat apa yang dikatakan Rocky Gerung,” katanya. []