BacaJogja – Widya Siswanti, lebih akrab di dunia entertainment. Miss Beauty Humanity atau Duta Kemanusiaan ini merambah karirnya di dunia modeling dan akting. Lulusan D3 Bahasa Inggris Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) kini maju caleg lewat Partai NasDem untuk DPRD Kulon Progo.
Perempyan yang kini melanjutkan S1 Ekonomi salah satu kampus di Jawa Timur ini menceritakan kehidupannya dari entertainer ke politik. Sejak lulus D3, Widya hijrah ke Ibu Kota Jakarta meniti karir di dunia modeling dan dunia akting.
Widya, sapaan akrabnya, pernah membintangi short movie atau film pendek layat kaca seperti di Indosiar, FTV di SCTV dan lainnya. Saat itu, sekitar tahun 2019, kurang mengukuti dunia politik. Dia masih fokus di dunia entertainment.
Baca Juga: Relawan, Caleg dan Akademisi Pro Anies Kumpul di Rumah Mantan Kajari Kota Jogja, Ini yang Dibahas
Tentang politik, Widya saat itu hanya tahu sekilas Partai NasDem, sebuah partai baru saat itu, yang anggotanya banyak dari kalangan milenial. “Banyak artis yang masuk di NasDem. Saya pernah berpikir gimana bisa menjadi kader NasDem, cuma waktu itu belum ketemu jalannya,” katanya, Senin, 28 Agustus 2023.
Widya tetap meniti karir di panggung hiburan. Dia pun mendaftarkan diri dalam kancah Miss Beauty Humanity atau Duta Kemanusiaan 2023 mewakili Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Di ajang nasional ini, Widya menyabet sebagai Best Favorit 1 pada Oktober 2022.
Aktif di Kegiatan Sosial
Sebagai Miss Beauty Humanity, Widya sering mendapatkan pekerjaan, sebagai volunter di sejumlah daerah di Indonesia, seperti membantu fasilitas sekolah yang kurang memadai, anak-anak yang kurang mampu, orang sakit dalam keterbatasan ekonomi dan lainnya.
Baca Juga: Caleg PKB DPR RI Kaisar Abu Hanifah Apresiasi Pendirian Posko Mudik Ansor Banser Bantul
Suatu saat di Kulon Progo menjenguk orang skait lupus dan gizi buruk. Dalam aktivitas sosialnya ini, bertemua dengan Rusmiyatun, relawan Anies Baswedan yang tergabung dalam Jarnas ABW. “Di situ saya kolaborasi dengan relawan Anies Baswedan, terbangun chemistry dan kolaborasi dnegan Bu Rus (Rusmiyatun) untuk aksi-aksi sosial,” ungkapnya.
Banyak aktif di kegiatan sosial ini lalu ketemu dengan kader NasDem, Wahyu Purwanto yang juga teman Anies Baswedan. “Ketemu Pak Wahyu, saya bilang ingin terjun di dunia politik apakah bisa masuk di NasDem,” kata Widya.
Baca Juga: Gandung Pardiman: Kami Siap Menampung Kader Partai Berkarya sebagai Caleg Partai Golkar
Akhirnya bergabung di NasDem dan punya banyak kenalan. “Saya masuk di Garda Wanita (Garnita) Malahayati Partai NasDem DIY juga. Akhirnya banyak yang mendorong saya untuk nyaleg. Mereka yang menguat saya untuk nyaleg, harus fight,” kata Widya.
“Oke, ini mungkin ini waktunya (nyaleg). It’s Time, wis wayahe,” imbuh anggota Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIMPI) DIY ini.
Dapil 1 Panjatan, Wates, dan Temon
Widya resmi maju caleg di DPRD Kulon Progo dari Dapil 1 yang meliputi Kecamatan Panjatan, Wates dan Temon. Dia mengaku bersyukur di Dapil 1, bisa berkolaborasi Rusmiyatun bersama relawan Anies Baswedan (Jarnas ABW) yang sudah mengakar di sana.
Menurut dia, dari pengalaman sosialiasi di Dapil 1, rata-rata yang ditemui sudah suka dengan Anies Baswedan. “Milenial dan orang tua sudah suka dengan Pak Anies. Warga sudah paham ketika mendukung saya, otomatis juga mendukung Pak Anies. Alhamdulillah, seperti itu yang saya temui di lapangan,” jelasnya.
Baca Juga: Ribuan Massa GPK Jawa Tengah Deklarasi Dukung Anies Baswedan di Semarang
Di Dapil 1 Kulon Progo, Widya juga menyasar anak-anak Gen Z maupun milenial seperti karang taruna. “Yang karang taruna sudah saya bentuk jaringan. Semoga bisa mendongkrak elektoral saya dan Pak Anies juga,” ungkapnya.
Namun saat berada di masyarakat yang masih floating mass atau mengambang, Widya mengajak untuk memilih Anies Baswedan. “Pas saya sosialisasi ya tentu saya arahkan dukung saya dan dukung Pak Anies. Dukung saya ya, untuk Presiden pilih Pak Anies, kan begitu,” katanya.
Tentang Anies Baswedan
Widya mengaku mengagumi sosok Anies Baswedan. Bagi Widya, bacapres Koalisi Perubahan untuk Persatuan ini merupakan sosok yang punya kepedulian terhadap sesama tanpa melihat latar belakang.
“Pak Anies itu akademisi sekaligus aktivis sosial dan kemanusiaan. Saya sebagai Duta Kemanusiaan, mengagumi kiprahnya. Saya merasa ada chemistry,” kata Widya.
Menurut dia, selain punya kepedulian terhadap kemanusiaan, Anies Baswedan sosok yang tidak gila pencitraan. “Kegiatan kemanusiaan yang dilakukan Pak Anies itu murni panggilan hati nurani, bukan untuk pencitraan,” katanya.
Sebagai perempuan yang menggeluti dunia entertainment, pencitraan merupakan salah satu bentuk untuk membangun imej yang bagus atau branding. “Namun, beliau bukan tipe yang gila pencitraan. Itu satu yang saya sukai dari Pak anies,” imbuh perempuan yang pernah membintangi short movie atau film pendek seperti FTV di layar kaca ini.
Aktivis Garda Wanita (Garnita) Malahayati Partai NasDem DIY ini mengungkapkan, Anies Baswedan juga bisa membangun koneksi dari berbagai latar belakang masyarakat. “Itu yang saya suka. Tidak semua orang terutama, setelah menjadi pejabat bisa seperti itu,” katanya.
“Saya tidak membandingkan dengan calon lain ya, cuma kadang calon lain saat membangun komunikasi dengan orang lain saat ada kameramen, yang dipost seperti itu terus. Tapi pak Anies tidak,” kata Widya.
Menurut Widya, Anies Baswedan bisa menyatukan masyarakat dari berbagai latar belakang. Selain itu, saat Anies Baswedan mengemban amanah, baik saat menjadi Mendibud maupun Gubernur DKI Jakarta, kebijakan yang dikeluarkan selalu pro rakyat.
Baca Juga: Tiga Poros Pilpres 2024, AHY Optimistis Koalisi Perubahan Menang
“Walaupun ada yang sedikit kontra, namun beliau tetap menerima kritikan dan merespons dengan sangat baik. Itu yang membuat saya salut,” ungkapnya.
Dia menilai Anies Baswedan sosok yang selalu mendengarkan kritikan apa pun. Tidak semua orang bisa menerima kritik, apalagi yang sudah jadi pejabat. Biasanya orang yang sudah menjadi pejabat, kritikan kerap dibalas sendiri atau lewat buzzer.
“Kalau Pak Anies tidak, beliau menganggap kritikan sebagai hal yang lumrah karena sebagai pemimpin memang harus dikritik. Kritikan baginya untuk menjadi lebih baik,” kata Widya.[]